English English Indonesian Indonesian
oleh

Kelakar Politik yang “Menista Agama”?

Oleh: Aswar Hasan*

CANDAAN (kelakar politik) Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) tiba-tiba viral. Lantas menimbulkan polemik karena membuat sejumlah pihak tersinggung dan merasa terhina. Pasalnya, kelakarnya dinilai melecehkan fostulat syariah agama dalam beribadah bagi umat Islam.

Berawal dari sambutan Zulhas pada Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Zulhas menyatakan, “…saya keliling daerah, rakyat di sini aman, Jakarta tidak ada masalah. Yang jauh-jauh lho yang berubah. Jadi kalau salat Magrib, baca Al-Fatihah, waladdhoollin, ada yang diam sekarang, Pak. Ada yang diam” (disebut 4 kali). Saat menyebut yang keduanya, ia ucapkan sambil tertawa.

Pada ucapan keempat kalinya dia menyatakan, “… ada yang diam. Banyak. Saking cintanya sama Prabowo itu”. Ucapan Zulhas itu pun spontan direspons oleh peserta Rakernas dengan tertawa. Kemudian, Zulhas melanjutkan, “… itu kalau tahiyat terakhir, kan, begini (sembari memperagakan jari telunjuknya). Sekarang, banyak yang begini (sambil menjulurkan jari telunjuk dan jari tengahnya,” yang menunjukkan angka dua jari, simbol nomor kepesertaan Prabowo-Gibran dalam pilpres.

Zulhas pun tertawa, diikuti hadirin. Kelakar Zulhas itulah yang kemudian menjadi viral dan mengundang polemik, karena dianggap telah menistakan agama.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi menyoroti dengan menyatakan, “Dilihat dari aspek hukum sudah masuk dalam kategori penistaan agama dan bagian daripada upaya memperolok serta mempermainkan agama demi kepentingan politik”.

News Feed