English English Indonesian Indonesian
oleh

Perbankan Jaga Stabilitas Sistem Keuangan di Sulsel (3-selesai)

Stabilnya dan membaiknya kinerja DPK perbankan diiringi adanya akselerasi penyaluran kreditnya. Kredit perbankan mampu tumbuh lebih tinggi dari periode sebelumnya 9,40% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan DPK. Terjadi peningkatan pada komponen kredit investasi dan konsumsi. Dengan pangsa kredit tertinggi dari total kredit sebesar 44%, kredit konsumsi mampu tumbuh 5,65 % (yoy). Demikian juga penyaluran kredit investasi walaupun komponen kredit ini sharenya terkecil, 16%, namun mampu tumbuh signifikan, 26,19% (yoy). Hanya kredit modal kerja yang mempunyai pangsa 40%, tumbuh sedikit megalambat, 7,79%. Sehingga secara kumulatif, komposisi jumlah kredit yang disalurkan mencapai total Rp141,21 triliun. 

Berdasarkan data perkembangan DPK dan kredit tersebut diatas, maka perkembangan intermediasi perbankan, Loan to Deposit Rasio (LDR) tercatat mengalami penurunan dalam kisaran 109,7%, lebih rendah dibanding periode sebelumnya. 

Tampaknya, walaupun terjadi akselerasi dalam penyaluran kredit perbankan konvensional, tampaknya, industry perbankan ini masih mampu menjaga risiko kerugian akibat kemacetan pembayaran yang bisa saja menimpa, baik dari sector konsumen rumah tangga (RT) maupun dari pengusaha atau korporasi. Seperti tercermin pada nilai Non Performing Loan (NPL) perbankan yang masih terjaga di bawah ambang batas ketentuan (threshold) otoritas moneter BI, 5%.  Meskipun begitu, dengan kondisi belum menentunya perkembangan perekonomian global yang akan datang maka perbankan perlu memitigasi terjadinya risiko NPL. Salah satunya, dengan menyiapkan dana cadangan yang memadai, akibat kemungkinan timbulnya risiko akibat dampak meningkatnya tensi geopolitik global, tekanan inflasi, dan potensi kenaikan suku bunga yang sepertinya akan dilanjutkan oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve Bank (The Fed). 

News Feed