English English Indonesian Indonesian
oleh

Ketika Netralitas tak Sesuai Realitas

Pernyataan terbuka presiden itu dinilai sebagai pemihakan terhadap salah satu paslon, yakni Prabowo-Gibran. Apalagi sebelumnya, Iriana Jokowi mengacungkan dua jari dari dalam mobil kepresidenan dan pada berbagai kesempatan, Jokowi pun menunjukkan secara terbuka kepadapublik momen kebersamaan dengan capres Prabowo dan ketua umum partai pengusung Prabowo-Gibran, semisal Airlangga (Golkar) dan AHY (Demokrat).

Ini merupakan politik simbolik khas Jokowi tanpa harus menyatakan secara langsung. Atas fenomena itu, kita patut khawatir aparat dan penyelenggara negara lainnya, termasuk KPU serta Bawaslu akan sulit bersikap netral. Pemilu menjadi sulit terbebas dari intervensi pihak tertentu, karena netralitas sudah menjadi abu-abu di tingkat pimpinan tertinggi negeri ini.

Padahal sebagai presiden, sejatinya menunjukkan sikap negarawan dengan tidak bekerja menguntungkan paslon tertentu. Itu akan menjadi contoh buruk demokrasi.(^^)

News Feed