English English Indonesian Indonesian
oleh

Menilai Debat Ketiga dan Gagasan Penting Capres

KPU telah menggelar tiga kali debat Capres-Cawapres Pemilu 2024. Dengan begitu, masih tersisa dua kali debat, masing-masing untuk satu kali capres dan cawapres sebelum hari pencoblosan 14 Februari 2024.

Momen tiga debat sebelumnya sama-sama memberi kejutan dan menjadi bahan diskusi pada berbagai unsur masyarakat, termasuk debat yang baru saja digelar Ahad malam, (7/1) kemarin.

Debat yang semula hanya empat subtema yang hanya tentang pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional, berubah menjadi enam subtema.

KPU melakukan expand atau perluasan tema debat dengan menambahkan subtema geopolitik dan politik luar negeri. Tetapi bukan karena penambahan subtema yang jadi sorotan, banyak yang menganggapnya kurang mendidik karena terlihat saling serang antarkandidat.

Presiden Jokowi pun angkat bicara. Dia menganggap debat ketiga Pilpres 2024 tidak edukatif karena banyak serangan yang bersifat personal, bukan seputar kebijakan atau visi. Namun, perlu diingat, bukan hanya teknis debat yang melulu mendapat sorotan. Hal teknis lainnya juga tak kalah penting.

Misalnya, waktu debat yang banyak terbuang pada pertanyaan tanpa pendalaman. Sementara panelis hadir di lokasi debat hanya sebagai petugas “cabutan”, mereka tidak mengawal pertanyaan yang dibuatnya sendiri. Waktu untuk sesi saling bertanya antarkandidat pun masih belum cukup, padahal sesi ini dianggap bagian yang mampu mengulik kemampuan dan wawasan calon, termasuk rekam jejak masing-masing.

Pada debat ketiga setidaknya, para capres sudah mengajukan beberapa gagasan penting. Anies misalnya, mengajukan ide agar jabatan presiden juga menjalankan peran sebagai “Panglima Diplomasi”, yang harus selalu hadir di forum-forum internasional, bukan hanya sebagai pemain, melainkan sebagai penentu.

News Feed