English English Indonesian Indonesian
oleh

Belajar dari Masjid al-Istiqamah


Oleh: Hamdan Juhannis
Rektor UIN Alauddin

Bagi yang berdiam di Makassar, apakah sudah pernah shalat di Masjid Citraland Hertasning? Kalau belum sekali-sekali singgah di sana, terkhusus di bulan Ramadan. Kalau di luar Ramadan, yang menarik adalah ngopi subuhnya. Setiap selesai shalat subuh, beberapa jamaah tetapnya diskusi lepas di teras masjidnya yang nyaman dengan sajian kue dan minuman sesuai pesanan. Pesanan khas saya adalah, teh tanpa gula. Sesekali ada anggota jamaah yang membawa kopi vitalitas. Tapi merek kopinya saya kurang ingat.

Yang ingin saya celotehkan, suasana Masjid Citraland saat Ramadan. Jamaahnya selalu penuh pada lima shalat waktu. Mungkin ini fenomena banyak masjid di bulan Ramadan. Namun yang tampak berbeda adalah layanan Masjid Istiqamah pada saat buka puasa.

Masjid Citraland sejak berdirinya sudah menyiapkan buka puasa paket komplit pada masyarakat, yang datang buka puasa; takjil dan makanan berat. Jumlah masyarakat yang datang tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai delapan ratus sampai seribuan orang.

Sepertinya Pengurus Masjid sudah terbiasa mengelola jamaah yang buka puasa dengan jumlah yang membludak ini. Setiap Ramadan, panitia mendirikan tenda yang rapi dengan suasana nyaman di halaman Masjid untuk yang berbuka. Yang menakjubkan, kita tidak melihat sedikitpun suasana perebutan makanan buka puasa. Jamaah mencicipi makanan paket komplit tadi dengan sangat tenang dan teratur.

Keteraturan itu lahir dari kemampuan pengurus mengelola pelaksanaan buka puasa dengan sangat apik. Pengurus membentuk panitia khusus yang mengelola buka puasa masif tersebut. Pengurus membuka kesempatan kepada setiap warga untuk menyumbang paket buka puasa sesuai kemampuan, bisa berupa biaya atau langsung paketnya.

News Feed