English English Indonesian Indonesian
oleh

Revolusi Kehidupan Bernama Teknologi Kecerdasan Buatan

“Pandangan saya terhadap dosen atau guru yang kurang mampu menggunakan teknologi (gaptek) adalah suatu tantangan yang harus diatasi dengan segera. Karena saat ini kita berada pada era teknologi yang makin merasuk di berbagai aspek kehidupan kita, termasuk pendidikan. Kemampuan menggunakan teknologi menjadi keterampilan yang sangat penting bagi para pendidik. Kurangnya kemampuan menggunakan teknologi itu dapat berdampak negatif pada kualitas pembelajaran karena dapat menghambat penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif,” tambah Andis

Makin Instan

Kecanggihan teknologi telah menjadi sebuah tonggak penting bagi mahasiswa dan siswa dalam memperluas wawasan dan meningkatkan efisiensi dalam proses pembelajaran. Melalui akses internet dan perangkat teknologi seperti laptop, tablet, dan gawai. Mahasiswa dan siswa kini dapat mengakses informasi secara instan dari berbagai sumber di seluruh dunia.

“Kecanggihan teknologi itu sendiri memiliki potensi besar untuk membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja, seperti pemecahan masalah, kreativitas, literasi digital, dan masih banyak lagi. Mahasiswa seperti saya contohnya cenderung memanfaatkan gawai atau laptop melalui aplikasi produktivitas seperti Microsoft Office, platform kolaborasi seperti Google Workspace, dan pembelajaran daring,” ucap seorang mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo, Fakultas Teknik Komputer, Prodi Teknik Informatika, Ardiansyah Saputra (21).

“Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat mengurangi interaksi sosial langsung, mengakibatkan kurangnya pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan berkomunikasi. Siswa yang aktif menggunakan teknologi dapat berkolaborasi dalam proyek kelompok dan bertukar ide secara daring, berkomunikasi, dan mengakses berbagai sumber pembelajaran dengan mudah. Sangat membantu memberikan informasi tentang bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru,” pungkas seorang siswi SMAN 2 Enrekang, Dina Fitrizqi Irfan (15) yang akrab dengan sapaan Dina. (*/zuk)

News Feed