English English Indonesian Indonesian
oleh

Harga Minyak Dunia, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Global

Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf (Tenaga Pengajar FEB Unhas)

FAJAR, MAKASSAR — Perang Timur Tengah (Timteng) yang menyeret Amerika Serikat (AS) dan Inggris dalam pusaran konflik membuat harga minyak dunia bergejolak. Hal ini menciptakan ketidakpastian mengenai arah perekonomian global dan nasional yang tercermin pada ketidakpastian inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi.

Hal ini sejalan dengan Fitch Ratings, lembaga pemeringkat global yang memperkirakan bahwa harga minyak dunia akan mengalami kenaikan pada tahun 2024 akibat konflik Hamas – Israel.  Kenaikan harga minyak dunia akan mendongkrak inflasi dan menggerus pertumbuhan ekonomi global.

Kenaikkan harga minyak dunia (lebih rendah dari 100 milyar dollar per barel) diperkirakan menurunkan pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 sebesar 0,4 persen menjadi 2,7 persen dan sebesar 0,1 persen tahun 2025 menjadi 3,0 persen. Dari sebelumnya, tumbuh 2,9 persen tahun 2023.

Proyeksi Fitch Ratings didasarkan pada asumsi rata-rata harga minyak dunia sebesar 75 dolar AS per barel tahun 2023, 70 miliar dollar AS per barel tahun 2024 dan 2025.

Keterlibatan AS dan Inggris menyerang Yaman minggu lalu langsung menaikkan harga minyak dunia, yaitu minyak Brent naik 1,14 persen menjadi 78,29 dollar AS per barel dan jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 0,92 persen menjadi 72,68 dollar AS per barel.

Terhambatnya produksi minyak dunia dan gangguan pada sisi rantai distribusi akibat meluasnya perang di Timteng dapat membuat harga minyak dunia naik secara signifikan, yaitu menjadi 120 miliar dollar AS per barel tahun 2024 dan 100 miliar dollar AS per barel tahun 2025 (Fitch, 2023).

News Feed