English English Indonesian Indonesian
oleh

Harga Minyak Dunia, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Global

Kerangka Kebijakan

Sejalan dengan kecenderungan di atas, salah satu pendekatan yang sangat populer dan telah menjadi rujukan bagi para pengambil kebijakan adalah The Phillips curve (kurva Phillips). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh ekonom New Zealand, Bill Phillips.

The Phillips curve menyatakan bahwa inflasi dan unemployment (pengangguran) memiliki hubungan negatif dan stabil. Singkatnya, saat inflasi tinggi, pengangguran mengalami penurunan.  Sebaliknya, saat inflasi rendah, pengangguran tinggi.

Sejak pertama kali diperkenalkan di Inggris, model ekonomi Phillips curve telah diuji di sejumlah negara oleh beberapa ekonom, salah satu yang paling terkenal adalah Milton Friedman dan Edmund Phelps (1968) dalam Journal of Political Economy.

Kesimpulan Friedman dan Phelps (1968), yaitu hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran terjadi dalam jangka pendek. Fenomena ini tidak ditemukan dalam jangka panjang. Artinya, kebijakan pemerintah yang menyebabkan kenaikan inflasi tidak berdampak terhadap menurunnya angka pengangguran.

Pendekatan Phillips curve masih relevan menjadi kerangka kebijakan respon atas kenaikan harga minyak dunia akibat meluasnya perang di Timteng. Meskipun demikian, konsep ini di beberapa negara tidak dapat digunakan akibat terjadinya stagflasi, yaitu inflasi tinggi diikuti oleh penurunan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya meningkatkan angka pengangguran.

Policy Respons

Sejalan dengan Friedman dan Phelps (1968), kenaikan harga minyak dunia akan berdampak pada inflasi tinggi dan dalam jangka panjang menyebabkan pengangguran. Dimana kebijakan moneter longgar dapat mendorong inflasi dan dalam kerangka Phillips curve, dalam jangka pendek mengurangi pengangguran.

News Feed