English English Indonesian Indonesian
oleh

Harga Minyak Dunia, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Global

Dampak negatif kenaikan harga minyak dunia terhadap pertumbuhan ekonomi bervariasi antar negara, yaitu dari sekitar 0,1 persen hingga sekitar 0,9 persen. Dimana dampak negatif terbesar dirasakan oleh Turkiye sekitar sebesar 0,7 persen. Dampak terkecil dirasakan oleh Rusia dan Brazil dalam psosisi keduanya sebagai produsen utama minyak dunia.

Kenaikan harga minyak dunia akibat perang Timteng membuat arah pergerakan suku bunga global menjadi tidak menentu. Paling tidak, The Federal Reserve (The Fed) berpotensi menunda menurunkan suku bunga acuan, Federal Fund Rate (FFR) hingga semester kedua tahun 2024.

Otoritas moneter Emerging Markets Economies (EMEs) dituntut untuk berhati-hati melonggarkan kebijakan moneternya, menurunkan bunga acuan, menunggu The Fed menurunkan FFR. Dimana, menurunkan suku bunga acuan terlalu cepat dapat mengganggu kestabilan inflasi dan nilai tukar Rupiah per Dollar AS.

Akhirnya, pelaku usaha nasional dan konsumen rumah tangga masih harus bersabar melakukan ekspansi dengan pembiayaan bank karena biaya dana masih relatif tinggi. Kesimpulannya, era suku bunga tinggi masih akan berlanjut paling tidak hingga semester kedua tahun 2024. (*)

News Feed