English English Indonesian Indonesian
oleh

Kolaborasi UMI-Unibos Gerakkan Wisata Sehat dari Desa

FAJAR, MAKASSAR-Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat pada tahun 2023 Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan desa wisata terbanyak, yakni 480 desa wisata, salah satunya adalah Desa Wisata Balleangin, di Kecamatan Balocci. Dilansir dari laman Jadesta (Jaringan Wisata Indonesia), inisiatif kelompok penggerak wisata Pajokka Balocci mengantar Desa Wisata Balleangin pada tahun 2023 berhasil mendapat penghargaan dari ADWI (Anugrah Desa Wisata Indonesia) Kemenparekraf. Baba S.Sos, selaku Lurah Balleangin yang ditemui di Balai Lurah mengungkapkan keberhasilan ini menjadi indikator besarnya peluang wisata di Kelurahan Balleangin dalam menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat desa.

Melalui dukungan Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Dikti, Tim Pengabdian Masyarakat yang merupakan kolaborasi antara Universitas Muslim Indonesia dan Universitas Bosowa, mendorong penguatan desa wisata di Sulawesi Selatan dengan menggelar kegiatan pemberdayaan kelompok sadar wisata dalam menerapkan promosi kesehatan CHSE di desa wisata Balleangin pada Senin, 28 Agustus di aula Kantor Kelurahan Balleangin. Kegiatan ini menggandeng pokdarwis Pajokka Balocci, komunitas anak muda sadar wisata, sebagai mitra yang turut berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan.

Gelaran kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat ini diinisiasi berdasarkan kebutuhan penguatan desa wisata di Balleangin, yakni perlunya penerapan mitigasi risiko kesehatan dalam pengembangan destinasi wisata. Salah satunya adalah mengintegrasikan konsep kesehatan pariwisata CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability), melalui penguatan promosi kesehatan kepada pengelola tempat wisata dan kelompok sadar wisata. Penerapan CHSE itu sendiri bertujuan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan

Dalam kegiatan pemberdayaan, Harpiana Rahman akademisi kesehatan masyarakat Universitas Muslim Indonesia juga selaku ketua tim pengabdian masyarakat menegaskan penguatan promosi kesehatan dimaksudkan agar pengelola tempat wisata memiliki kemampuan dalam kampanye pencegahan penularan penyakit melalui perilaku berisiko saat berwisata dengan menjadi promotor kesehatan langsung kepada wisatawan.

Kegiatan pemberdayaan Pokdarwis ini dihadiri oleh kelompok sadar wisata, UMKM, dan pengelola wisata dari Kelurahan Balleangin sebagai peserta. Tim pengabdian juga menghadirkan Baba S, Sos, Kepala Kelurahan Balleangin, selaku dewan pembina kelompok sadar wisata di Kelurahan Balleangin.

Demi mewujudkan pembangunan pariwisata berkelanjutan, Zulkhair Burhan sebagai salah satu anggota pengabdian yang juga merupakan dosen dari Prodi Hubungan Internasional Universitas Bosowa melakukan pendampingan dalam peningkatan pengetahuan tentang implementasi masyarakat pada pembangunan global di desa.

Founder Pajokka Balocci, Andi Malikus Amal yang juga merupakan salah satu peserta mengungkap harapan kegiatan pemberdayaan promosi kesehatan CHSE ini mampu mendorong inisiatif kelompok sadar wisata di Kelurahan Balleangin untuk mengembangkan destinasi yang disertasi dengan penerapan CHSE.

Kegiatan pemberdayaan pokdawis untuk mendorong healty tourism di desa, ditutup dengan penyerahan salah satu hasil inovasi pengabdian masyarakat berupa media promosi kesehatan kepada kelompok sadar wisata dan pengelola destinasi wisata di Kelurahan Balleangin. Kedepannya media promosi ini akan digunakan oleh pengelola wisata dan kelompok sadar wisata untuk mengembangkan penerapan promosi kesehatan CHSE di tempat wisata. (*/)

News Feed