English English Indonesian Indonesian
oleh

Suherman, Promosi Jabatan dan Mutu Pendidikan

Namun, Muhammad Yunus (1976) dari University of Dhaka telah berani membuat terobosan menembus hambatan kultural itu di negaranya. Caranya, Yunus memberi pinjaman tanpa jaminan hanya kepada perempuan-perempuan miskin perajin bambu di Bangladesh. Dimulai di Jobra, satu desa miskin dekat Chittagong University, para perajin tidak memiliki modal untuk membeli bambu.  Mereka tidak tersentuh dengan bantuan perbankan (unbankable) karena tidak mempunyai agunan. Yunus ternyata berhasil mengatasi masalah ini dengan menggandeng Janata Bank untuk menyalurkan bantuannya sebesar USD 27 (Rp 405.000) kepada masing-masing 42 perempuan miskin itu.  

Ternyata mereka masing-masing dapat membayar kembali pinjamannya dan bahkan memberi keuntungan ke bank sebesar USD 0,02 (Rp 3000). Atas keberhasilan itu, pada 1982, bantuan serupa diperluas jangkauannya kepada 28.000 perempuan miskin. Selanjutnya pada 1 Oktober 1983, proyek Yunus sudah sepenuhnya didukung oleh Grameen Bank (Bank Rakyat), dan pada Juli 2007, bank ini sudah menjangkau 7,4 juta penduduk miskin (94% wanita) dengan dukungan dana sebesar USD 6,38 miliar (Rp 95,7 trilun). 

Yang menarik dari terobosan Yunus, tingkat pengembalian pinjaman (micro credit) itu mendekati 100%. Keberhasilan ini kemudian diperluas ke penyaluran bantuan kepemilikan HP (village phone) kepada 260 ribu penduduk msikin sehingga tumbuh jaringan bisnis dan usaha ekonomi mikro bagi perempuan-perempuan di 50 ribu desa dan kelurahan di seluruh Bangladesh (wikipedia.com). 

News Feed