English English Indonesian Indonesian
oleh

Soppeng, Negeri Sejuta Kalong

Kelelawar mengangkat nama daerah ini. Lalu muncul julukan “Kota Kalong”.

Pemandangan langit indah yang diselimuti warna jingga ditambah bangunnya kelelawar yang memenuhi langit petang memanjakan mata semua orang yang melihatnya. Terutama pengunjung yang bukan penduduk asli Kota Watansoppeng, Soppeng.
Bagaimana tidak, orang-orang yang baru berkunjung di Taman Kalong ini tampak terkesima melihat kelelawar yang jumlahnya tak terhitung bergelantungan di atas pohon serta memenuhi langit senja. Wajarlah daerah ini disebut Negeri Sejuta Kalong.

Penulis berkesempatan memantaunya, Sabtu, 22 April 2023. Menurut penduduk asli Watansoppeng, kalong atau kelelawar ini muncul sebelum adanya Raja Soppeng yang pertama, yaitu La Temmamala.

Uniknya, dari sekian banyaknya kelelawar yang menghiasi jantung kota tersebut, tak ada satu pun buah di sepanjang kota itu yang dimakan oleh kelelawar tersebut.

Konon katanya, setelah munculnya Raja Soppeng pertama ia membuat perjanjian dengan kelelawar tersebut bahwa jika ingin tetap hidup di atas pohon memenuhi pusat kota, maka kelelawar tidak boleh mengganggu warga sekitar, apalagi memakan buah milik warga.

Tak hanya perjanjian tersebut, Raja La Temmamala meminta kelelawar untuk memberikan informasi kepada masyarakat Soppeng melalui tanda-tanda yang mereka isyaratkan ketika hendak terjadi bencana, musibah, atau sesuatu yang mengharuskan masyarakat untuk bersiap-siap.

Tanda-tanda yang kerap kali kelelawar-kelelawar isyaratkan adalah mereka akan menghilang selama 24 jam atau jika 1 x 24 jam mereka tidak kembali di pohonnya, maka itulah isyarat akan terjadi sessuatu.

News Feed