English English Indonesian Indonesian
oleh

Salah Arah Pendidikan: Sekolah Tinggi, Adab Masih Rendah

Moralitas jadi masalah dalam pendidikan. Meski bersekolah tinggi, kerap adab masih rendah.

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan seseorang. Bahkan sedari kecil seseorang sudah sepantasnya mendapatkan pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara yang juga Bapak Pendidikan Nasional Indonesia pendidikan memiliki banyak makna.

Pendidikan bisa diartikan perjanjian di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan tertinggi-tingginya.

Selain pendidikan, adab juga adalah suatu hal yang tak kalah penting bagi kehidupan seseorang. Adab (attitude) merupakan norma atau aturan tentang kesopanan, kesantunan, dan keramahan. Adab sangat berkaitan dengan akhlak baik terpuji.

Para ahli bahasa juga kebanyakan menyebutkan bahwa adab merupakan kepandaian dan ketepatan dalam mengurus segala sesuatu. Begitupun ahli agama juga turut berpendapat adab merupakan suatu kata atau ucapan yang mengumpulkan segala perkara kebaikan di dalamnya.

Lantas apakah dengan tingginya pendidikan seseorang, adab atau perilakunya makin baik? Jelas sama sekali tidak ada kaitannya bahwa tingginya pendidikan akan makin baik adab seseorang. Pendidikan hanya membuat wawasan atau pengetahuan seseorang makin luas.

Dengan mendapatkan wawasan yang luas, seseorang akan menentukan sendiri bagaimana mereka bersikap atau memperlakukan orang-orang di sekitarnya. Sedangkan adab atau perilaku seseorang kebanyakan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

Seperti yang sering kita jumpai di negara kita sendiri, para pejabat yang memiliki pendidikan tinggi kerap kali melakukan tindak korupsi, menggusur lapak/tempat tinggal masyarakat kecil, atau bahkan tidak berlaku adil kepada masyarakat.

Peristiwa Paradoks

Bahkan masyarakat Indonesia seringkali dikejutkan dengan kejadian tindak kekerasan yang dilakukan oleh petinggi negara bahkan orang-orang yang semestinya mengayomi dan memberikan perlindungan kepada masyarakat. Sekolah hingga ke perguruan tinggi, mendapatkan jabatan yang paling tinggi, bahkan mendapatkan gelar yang paling tinggi pun tidak menjamin seseorang memiliki adab yang tinggi pula.

Mungkin memang sebagian orang yang berpendidikan tinggi dan mempunyai jabatan tinggi memiliki adab yang tinggi serta hati nurani yang sangat lembut, akan tetapi tak sedikit dari mereka yang memiliki adab di bawah rata-rata dan minimnya rasa kemanusiaan karena biasanya mereka merasa dirinya lah yang paling berkuasa.

Tak heran, karena pola pendidikan di Indonesia lebih mendominasi mengajarkan ilmu pengetahuan tanpa dilandaskan adab. Dengan ilmu inilah orang-orang menjadi semakin pintar sehingga mampu memiliki pendidikan serta jabatan yang tinggi. Sayangnya, mereka mendapatkan banyak sekali ilmu tetapi tidak mengerti bagaimana pentingnya adab.

Inilah mengapa banyak sekali tindak kekerasan yang didominasi oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi bahkan mempunyai jabatan dan pengaruh besar di Indonesia.

Ubah Sistem

Seandainya saja sistem pendidikan di Indonesia lebih mendominasi mengajarkan adab terlebih dahulu ketimbang ilmu, maka akan banyak tercipta orang-orang berpendidikan tinggi yang disertai adab yang tinggi pula. Kerap disebut sebagai karakter baik.

Padahal, seharusnya belajar adab harus lebih didahulukan daripada ilmu pengetahuan, agar tidak adanya manusia yang merasa dirinya lah yang paling berkuasa dan memperlakukan tindak kekerasan terhadap rakyat kecil.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya system pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan adab terlebih dahulu daripada ilmu, agar tidak ada lagi pelaku tindak kekerasan apalagi orang-orang yang memiliki pendidikan tinggi. (*)

Rachmy Hidayatul Mulya
Penulis adalah mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Makassar (UNM) yang sedang magang di FAJAR. Tulisan ini untuk memenuhi tugas membuat “OPINI”.

News Feed