English English Indonesian Indonesian
oleh

Kontraproduktif Diet Ekstrem

Oleh: Nurhizyam Fitriah Hasri*

Tuntutan untuk memiliki tubuh yang ramping seringkali mendorong kita untuk memilih jalan pintas. Diet berlebihan kadang jadi pilihan.

Dalam budaya modern yang makin terobsesi dengan citra tubuh ideal, tidak jarang kita melihat banyak individu tergoda untuk mencoba diet ekstrem dengan harapan mendapatkan hasil instan. Namun, sering kali mengabaikan konsekuensi serius yang mungkin timbul dari diet yang tidak sehat tersebut, sehingga menimbulkan dampak yang kontraproduktif bagi kesejahteraan kita.

Diet ekstrem, seperti diet rendah karbohidrat yang berlebihan, diet ketogenik, atau diet yang membatasi makanan tertentu secara drastis, sering kali terdengar seperti solusi cepat untuk menurunkan berat badan. Namun, tanpa pengawasan medis yang tepat, diet semacam itu dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada tubuh dan kesehatan mental kita.

Penelitian yang dilakukan di SMU Dharmawangsa, Medan kepada 50 remaja putri yang melakukan diet sehat didapatkan bahwa sebanyak 38 persen remaja yang melakukan diet tidak sehat (Sari, 2008). Diet yang tidak sehat adalah bentuk pola makan yang dapat mengancam kesehatan, sering kali melibatkan praktik seperti berpuasa tanpa tujuan keagamaan, binge eating disorder, memuntahkan makanan secara disengaja, melewatkan waktu makan dengan sengaja, dan menggunakan obat penurun berat badan atau obat-obatan diet.

Salah Kaprah

Salah satu contoh kasus diet yang ekstrem dilakukan oleh seorang gadis muda berinisial F, yang memutuskan untuk mencoba diet tanpa karbohidrat sama sekali. F terobsesi dengan pemikiran untuk memiliki tubuh yang ramping dan memutuskan untuk mengikuti pola makan yang ekstrem yang dianjurkan oleh temannya. Meskipun awalnya F melihat penurunan berat badan yang signifikan, namun seiring berjalannya waktu, ia mulai merasa lelah, lemah, dan bahkan mengalami pusing yang parah hingga dilarikan ke rumah sakit.

News Feed