English English Indonesian Indonesian
oleh

Bissu vs Pemerintah: Ritual Adat Mattompang Arajang sebagai Medan Pertarungan Kuasa

Bagi orang Bugis yang menghargai kesinambungan sejarah, bissu adalah koneksi integral ke masa lalu yang mempertahankan identitas dan solidaritas Bugis. Bissu berkomunikasi melalui pakaian, ritual adat serta ritus-ritus orang Bugis (Kennedy, 1993).

Saya kemudian teringat dengan obrolan bersama Almarhum Mammi Fitri, beliau mengatakan bahwa “Ma’Bissu’ itu bukan suatu perbuatan yang hanya dilakoni langsung begitu saja, kalau menurut aturannya, sebuah ritual atau Ma’ Dewata itu harus lengkap sesajennya. Tidak boleh langsung ‘iyah-iyah’saja, tidak boleh! Harus ada Ma’ Dewata’ lalu harus dilakukan secara khidmat dan kemudian tidak boleh menggunakan bahasa lain selain Bahasa Bissu”. Namun, prosesi ritual adat Mattompang arajang kali ini menurut saya sangat jauh dari hal tersebut karena pemerintah tidak lagi melibatkan bissu pada rangkaian ritual adat tersebut.

Penguasa vs yang dikuasai, saya dan seluruh pemerhati bissu menunggu apakah di tahun depan prosesi ritual adat mattompang arajang bisa kembali menampilkan peran bissu dan sebagai pemelihara dan penjaga benda pusaka (melanjutkan sejarah yang pernah ada) ataukah memang sejarah akan diubah dan peran bissu tergantikan oleh rombongan paskibraka. (*)

News Feed