English English Indonesian Indonesian
oleh

Efek Domino Resesi Jepang dan Inggris

Efek domino resesi Jepang dan Inggris ke Indonesia sangat kecil mengingat resesi di kedua negara tersebut lebih disebabkan oleh faktor aging population dan bahkan penurunan jumlah populasi di negara bersangkutan. Hal ini berdampak pada penurunan permintaan barang dan jasanya.

Ekonom Paul Donovan, Chief Economist UBS Global Wealth Management, menyebutkan bahwa resesi di Jepang disebabkan oleh penyusutan jumlah populasi. Dimana pada tahun 2022, penyusutan penduduk Jepang mencapai 800 ribu jiwa. Dimana, Jepang mengalami penyusutan penduduk selama 14 tahun terakhir secara berturut-turut.

Hal yang sama juga terjadi di Inggris, dimana resesi disebabkan oleh aging population (penduduk semakin menua) dan pertumbuhan upah pekerja yang stagnan. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan rumah tangga yang selama ini menjadi prime mover pertumbuhan ekonominya.

Efek domino resesi Jepang dan Inggris ke Indonesia sangat kecil karena kinerja perekonomian Indonesia yang sangat baik. Dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang terbaik di kelompok negara Group of Twenty (G-20).

Selain itu, keterkaitan perekonomian Indonesia dengan Inggris sangat kecil membuat efek domino resesi di Inggris ke Indonesia sangat kecil. Sebaliknya dengan keterkaitan perekonomian Indonesia dengan Jepang yang relatif kuat melalui pasar uang, investasi asing langsung dan perdagangan.  Hal ini berdampak pada kuatnya efek tular resesi Jepang ke Indonesia.

Langka-langkah mitigasi resiko penularan resesi dari Inggris dan Jepang ke Indonesia dapat dilakukan melalui berbagai instrumen kebijakan makro dan mikro. Salah satunya adalah menjaga agar defisit anggaran pemerintah terjaga pada angka yang menjamin kesinambungan fiskal, sekitar 3% dari GDP.

News Feed