English English Indonesian Indonesian
oleh

Belajar dari Pasar Tanah Abang

Catatan : Syamsu Nur

Siapa yang tak kenal Pasar Tanah Abang. Pusat penjualan produksi UMKM. Pembeli dari seluruh Indonesia ramai ke Tanah Abang Jakarta. Jenis pakaian jadi, batik yang serba murah. Puluhan tahun, pasar terkenal itu, setiap hari selalu membludak pengunjung. Ramai dan pembeli berdesakan dari pagi sampai sore.
Kini, terdengar berita yang mengagetkan. Pasar Tanah Abang jadi sepi. Pembeli dan pengunjung berkurang. Cari sana sini apa penyebabnya. Ternyata Pasar Tanah Abang kalah dengan penjualan lewat Tiktop Shop on line. Pembeli pakaian jadi banyak beralih membeli lewat pesanan on line. Alasannya harga murah, kualitas inport, dengan design yang lumayan. Betul-betul pukulan telak bagi pedagang offline, membuat para pedagang Tanah Abang berteriak. Bukan pedagang saja tapi mulai dari Menteri sampai Presiden ikut bicara. Mereka ikut bicara bagaimana mencari jalan keluar untuk membantu pedagang pasar Tanah Abang.

Pengalaman Pasar Tanah Abang ini, hampir sama yang dialami dengan media cetak. Serbuan media on line boleh dikata membuat media cetak menyerah. Media online datang bertubi-tubi yang beritanya langsung bisa muncul setiap saat di handphone. Media cetakpun masuk juga ke on line. Mereka mengkombinasikan antara media cetak dan media on line. Persis sama yang dialami oleh pedagang pasar Tanah Abang. Selain berjualan di kiosnya yang mulai sepi pengunjung, mereka juga menjual dengan sistem on line. Namun hal ini belum bisa menyamai omset penjualannya di masa lalu.

Kenapa pedagang offline kalah dalan penjualan. Sebenarnya kalau di dalami masalah- bisnis saat ini tergantung dari kualitas produknya, harga dan segi praktisnya berbelanja. Pemerintah mukai berpikir untuk melarang Tiktop untuk berjualan on line, tapi pada dasarnya masalahnya bukan disitu. Masalah utamanya adalah “ kualitas produk” harga dan segi praktisnya berbelanja. Tidak perlu datang berdesakan di Pasar Tanah Abang. Bagi pekerja Pers seharusnya belajar ke kindisi Pasar Tanah Abang. Bahwa masalah kualitas produk sangat menentukan, disamping teknologi online yang tidak bisa diremehkan. (*)

News Feed