English English Indonesian Indonesian
oleh

Kesehatan Dalam Islam

Konsep kesehatan di atas sejalan teori H.R. Bloem yang menyatakan bahwa status kesehatan dipengaruhi faktor biologik, perilaku, lingkungan dan faktor pelayanan kesehatan. Faktor biologik merupakan faktor dari individu bersangkutan dan disebut juga faktor keturunan. Faktor keturunan misalnya pada penyakit alergi, kelainan jiwa dan beberapa jenis penyakit kelainan darah.

Islam mengatur umatnya untuk menjaga kesehatan, dengan cara ; Pertama; Mengatur pola makan dan minum. Dalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting untuk menjaga kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan thayyiban.

Makanan atau tha’am dalam bahasa al-Qur’an adalah segala sesuatu yang dimakan atau dicicipi. Karena itu, minuman pun termasuk dalam pengertian taam. Menggunakan kata syaribah (minum) dan yath’am (makan) untuk objek berkaitan dengan air minum.

Kata tha’am dalam berbagai bentuknya berulang dalam al Qur’an sebanyak 48 kali yang antara lain berbicara tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan makanan.

Kedua; Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat. Perhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, Islam menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga mengandung nilai kesehatan.

Selanjutnya Al-Quran melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan. Para pakar di bidang medis memberikan contoh seperti merokok. Alasannya, termasuk dalam larangan membinasakan diri dan mubadzir dan akibat lain yang ditimbulkan.

News Feed