English English Indonesian Indonesian
oleh

Indonesia Pasca-Pemilu: Pesan Moral untuk Menciptakan Kedamaian

Oleh: Barsihannor, Dosen Pemikiran Islam UIN Alauddin Makassar

Meski masih diterpa dengan berbagai krusialitas pascapemilu, juga di bawah tekanan demonstrasi, KPU akhirnya mengumumkan hasil pemilu (pilpres) untuk menentukan arah masa depan negeri ini.

Pemilu kali ini merupakan ujian yang cukup berat bagi kehidupan demokrasi di negeri ini. Ujian terberat bukan pada hari penetapan pemenang pilpres atau pemilu, tetapi pasca KPU menetapkan hasil tersebut secara final.

Sudah menjadi kejamakan, penetapan hasil pemilu  biasanya memunculkan reaksi, protes, demonstrasi hingga yang berkeberatan atas hasil pemilu membawa perkara sengketa ke Mahkamah Konstitusi. Dalam konteks demokrasi, hal semacam ini sah dan konstitusional, asal jangan sampai terjadi protes dan demonstrasi yang berkepanjangan yang melahirkan eskalasi konflik di tengah masyarakat, dan berujung kepada konflik sesama anak bangsa.

Sudah menjadi hukum Tuhan (Sunnatullah), setiap kontestasi, perlombaan atau pertandingan, pasti ada yang kalah dan menang. Akan tetapi, definisi kalah dan menang bukan semata terletak pada hasil capaian yang yang diperoleh, tetapi sejauh mana kedewasaan dan pengendalian emosi dalam menerima kemenangan dan kekalahan dalam sebuah pertandingan. 

Baik kemenangan maupun kekalahan, keduanya merupakan ujian Tuhan kepada manusia. Terkadang ada orang yang lupa diri penuh euphoria dengan kemenangannya, dan ada pula orang yang terlalu kecewa dan terhempas dalam badai frustasi karena mengalami kekalahan.  Padahal hakikat kekalahan dalam sebuah kompetisi bukanlah kekalahan dalam sebuah reputasi dan harga diri, tetapi hakikat kekalahan adalah bentuk dan cara Tuhan untuk lebih memuliakan dan menyayangi hambaNya dengan cara menyelamatkannya dari jebakan kekuasaan dan kemegahan yang biasa dapat membawa seseorang lupa daratan.

News Feed