English English Indonesian Indonesian
oleh

Peserta Pemilu (Tetap) Abai pada Komunitas Rentan di Sulawesi Selatan 

“Kami merasa di tahun politik bisa jadi rawan bagi kami. Apalagi, LGBT stigma yang terbangun sudah dianggap sebagai musuh bersama di masyarakat,” ucap Eman seraya menganalisa kondisi tersebut sebagai ketidakpedulian dari peserta pemilu terhadap komunitasnya. 

Berdasarkan data KSM pada rentang 2007-2019 ada setidaknya 35 kasus kekerasan yang dialami komunitas LGBT. Dari jumlah kasus itu, sebanyak 22 transpuan menjadi korban kekerasan. Kasus terbanyak tercatat di wilayah Makassar, 24 kasus atau 75 persen dari total data tersebut. 

Kasus terkini di wilayahnya tercatat pada tahun 2022. Kala itu, ada mahasiswa baru yang diminta meninggalkan acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Hasanuddin oleh dosennya. Dia diusir karena menjawab gendernya netral saat ditanya dosennya soal identitas gendernya. 

Aktivis transpuan lain, AS menuturkan, kontestasi politik tidak memberikan efek positif bagi komunitasnya. Sebagai salah satu aktivis yang kerap mengadvokasi komunitasnya, AS didekati oleh tim sukses calon kepala daerah. 

“Untuk tahun ini pernah. Dia minta saya konfirmasi. Dia minta data teman transpuan ada sekitar delapan,” ucap AS. 

Seperti juga Eman, AS berharap agar peserta pemilu atau pemilihan kepala daerah itu membuat kesepakatan tertulis soal dukungan terhadap komunitasnya. Sebagai gantinya, AS dan komunitasnya bakal memberikan dukungan pada calon kepala daerah itu. 

“Dukungan kita memang saat itu tidak naik, seiring dengan itu tidak ada hubungan lagi,” kata AS tanpa merinci siapa nama calon kepala daerah tersebut. 

News Feed