English English Indonesian Indonesian
oleh

Di Tengah Isu Impor Beras, Sidrap Gagas Revitalisasi Peran Lumbung Padi Nasional

SIDRAP, FAJAR– Berakar dari ajaran Nene Mallomo, seorang cendekiawan Bugis Sidrap dari abad ke-15, adalah bagian penting dari warisan budaya dan pertanian Sidrap.

Hal ini mendasari dilaksanakannya kembali kegiatan tradisi ‘tudang sipulung’ di Rumah Makan (RM) kampung Arifin Nu’man (Arnum) Datae, Kelurahan Bangkai, Kecamatan Wattang Pulu kabupaten Sidrap, Sabtu (28/10/2023) akhir pekan kemarin.

Bebarapa narasumber hadir yakni Pengamat Ekonomi Dr. Syahrir Muhammad, Kadis Ketahanan Pangan Sulsel Drs. Andi Muhammad Arsjad MSi, dan Ketua Wali Amanah Unhas Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, MSi. Moderator Dr (c) Maryono SSi Apt MM MSi

Peningkatan sektor ekonomi dan Pertanian menjadi isu digagasnya Tudang Sipulung Nasional Sidenreng Rappang (Sidrap) yang mengangkat Tema “Sidrap Tumbu Maju, Sejahtera, Aman dan Berbudaya” yang diinisiatif oleh IKM, ISA dan IPMI Sidrap.

Berkumpulnya putra daerah Sidrap di acara tudang sipulung ini, menghasilkan ide dan gagasan bagaimana Kabupaten Sidrap bisa bertumbuh dan berkembang tanpa utang, peningkatan sumber daya manusia yang cerdas menuju masyarakat sejahtera, dan program inovasi baik pemerintahan serta pelayanan publik.

Disela-sela kegiatan ini, pengamat ekonomi dan sekaligus praktisi akademisi Syahrir Muhammad mengatakan acara Tudang Sipulung Nasional Sidenreng Rappang berlangsung sukses dikarenakan di hadiri oleh akademisi dan para birokrat pemda masyarakat dan para pemuda aktivitis serta pengusaha.

Syarhir yang didaulat pemateri ini juga menyampaikan Sidrap sebagai sumber pangan yang memiliki potensi besar untuk penyangga pangan secara nasional.

Sehingga lima tahun kedepan Kabupaten Sidrap harus punya konsep baru dengan perwajahan ikon yang baru dengan peningkatan sektor pertanian dan infrastruktur akan menggairahkan sentra pangan secara nasional.

Ikon Kabupaten Sidrap sebagai salah satu penyangga pangan Nasional harus terus dipertahankan karena sebagai daerah penghasil pangan terbesar di Indonesia, stabilitasi perberasan harus terjaga karena ketika Petani Sidrap gagal Panen, maka akan berpengaruh kepada ketersedian pangan terutama perberasan dan gabah secara nasional.

Moderator Dr.(c) Maryono, S.Si, Apt, MM, M.Si menuturkan, tudang sipulung bukan hanya tentang membicarakan waktu pembibitan, tanam, dan panen padi.

“Lebih dari itu, ada nilai-nilai yang terkandung dalam tudang sipulung, seperti nilai religius, kesederhanaan, musyawarah, ketaatan dan kebersamaan”, kata Maryono.

Namun, Maryono juga menekankan bahwa Sidrap menghadapi beberapa tantangan dalam sektor pertaniannya. “Setiap tahun, Sidrap mengalami penurunan produksi pertanian. Kita memerlukan pendekatan pertanian yang lebih maju dan kolaboratif,” katanya.

Menurut Maryono, solusi untuk tantangan ini mungkin terletak dalam menggabungkan tradisi dan inovasi. Dengan menghormati tradisi seperti tudang sipulung, sambil juga menerapkan teknologi dan metode pertanian modern, Sidrap dapat menciptakan model pertanian yang berkelanjutan dan produktif.

Ketua Wali Amanah Unhas Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, MSi menuturkan, Sidrap dengan potensi yang ada harus melakukan peningkatan daya saing dan inovasi.

“Inovasi dalam tata kelola pemerintahan, inovasi dalam pelayanan publik dan inovasi dalam ekonomi,” katanya. (*)

News Feed