English English Indonesian Indonesian
oleh

Prahara PSM Makassar; Sewindu Tambal Sulam, Nyaris Karam Terlilit Utang

Manajemen PSM Makassar sendiri memang mengakui bahwa kondisi mereka sedang goyang. Bahkan selalu mines, akibat tidak adanya pemasukan. Satu-satunya penopang murni adalah sponsor. Itu pun nilainya tidak seberapa.

Informan FAJAR dari pihak manajemen menyampaikan, sangat berat bagi PSM Makassar untuk menutupi pengeluaran besar. Ditambah dengan aksi mogok para suporter untuk ke stadion, akibat dari harga tiket yang dianggap tinggi.Padahal, pendapatan dari harga tiket juga belum menutupi pengeluaran PSM.

Sebab, dalam satu bulan saja PSM paling banyak hanya mendapat pemasukan Rp600 juta dari dua kali laga kandang. Sementara pengeluaran bisa di atas Rp2 miliar setiap bulannya.”Memang berat semuanya, stadion kita kapasitasnya cuma 8 ribu. Penonton kita sempat dapat 1.400 orang. Jadi memang tidak nutup, ditambah lagi antusias suporter memang sepertinya sudah turun. Bahkan di Jawa pun juga turun,” terangnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, bahkan biasanya setelah kompetisi selesai, PSM justru mengalami defisit sampai di atas 20 miliar. Sebab, untuk menutupi operasional, gaji dan sebagainya nyaris tidak kurang Rp2 miliar setiap bulannya.

”Kemarin pemasukan cuma Rp200 juta lebih. Bukannya kami mau hitung-hitungan, tetapi realistis saja, apa ada yang mau bakar uang Rp1 miliar satu bulan untuk menutupi kebutuhan,” bebernya.

Kemudian dia mengatakan, sponsor juga saat ini sudah mulai berpikir untuk bertaruh. Sebab mereka juga mulai berpikir untuk berhitung. Jika tidak ada pengembalian yang jelas, pendapatan dan pemasukan menjanjikan, mereka akan sangat sulit untuk mencantumkan namanya di jersey atau di tempat sponsor lain.

News Feed