English English Indonesian Indonesian
oleh

Ricky Martin

Saya amat berdoa agar ‘kenyataan’ ini tak pernah terjadi dan dilegalkan di Indonesia. Pekan lalu ada berita viral, penyanyi papan atas Ricky Martin bercerai dengan ‘suaminya’ Jwan Yosef. Inilah perkawinan pasangan sejenis dan mereka membesarkan bersama memiliki 4 orang anak lewat jasa Ibu pengganti. Mereka ‘menikah’ 6 tahun lalu — dan kedua lelaki tampan ini resmi mengakhiri ‘perkawinan’ itu. Ternyata — meski ada juga kepala negara di Eropa yang berstatus ‘pasangan sejenis’ — tetapi konsep ini bukanlah sesuatu yang ‘wajar’ di kalangan masyarakat kita. Banyak teman yang terkejut dengan fenomena ini.

Diberitakan juga, dua anak Ricky Martin yang telah menginjak remaja, yaitu Matteo dan Valentino akan tetap bersama sang penyanyi seperti saat sebelum ia menikahi Jwan Yosef yang berprofesi sebagai pelukis. Sementara dua anak balita mereka yang lahir kurun pernikahan, yaitu Lucia dan Renn akan dibesarkan dalam konsep berbagi hak dan kewajiban.

**

Kita mendengar berita juga bahwa beberapa negara Eropa dimulai dengan Belanda sudah mengizinkan perkawinan sejenis ini. Dari beberapa catatan —  sudah jelas fenomena ini dinilai tidak sesuai dengan norma agama. Indonesia jelas tidak membolehkan ini. Apalagi berdasarkan  Pasal 1 UU Perkawinan jelas disebutkan yang dimaksud perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pesan-pesan atas kemurkaan Tuhan terhadap urusan ini dituliskan dan bahkan difilmkan pada banyak kesempatan. Bahkan dituliskan dalam Al-Qur’an dan kitab-kitab suci lainnya. Prof Faisal Ismail dalam sebuah artikel di Koran Sindo menuliskan: Tuhan sangat murka kepada penduduk Sodom dan Gomora yang melakukan praktik sodomi atau homoseksualitas itu. Karena itu, Tuhan melaknat mereka dengan menurunkan hujan belerang dan api dari langit yang sangat dahsyat dan mematikan. Akibatnya, hukuman keras Tuhan menimpa mereka: Kota Sodom dan Gomora (dan kota-kota lainnya), seluruh penduduk kota, Lembah Yordan, harta benda, dan tumbuh-tumbuhan luluh lantak, musnah, dan rata dengan tanah.

Kita juga membaca sejarah dan bahkan difilmkan tentang ‘Pompeii’. Pompeii merupakan salah satu kota maksiat yang ada di zaman Romawi kuno dan menjadi puing dekat kota Napoli yang saat ini terletak di kawasan Campania, Italia Pompeii dipercaya terkena azab dari Tuhan, karena kota ini dikenal dengan kemerosotan moral di masa kekaisaran Romawi. Bukan hanya itu saja, Pompeii juga dikenal sebagai salah satu kota maksiat di dunia. Terkenal dengan perilaku seks menyimpang dan sangat marak mengumbar berbagai kegilaan dan kemewahan duniawi.  Pergaulan bebas terjadi di kota ini, mulai dari lawan jenis dan sejenis yang nyaris jadi kebiasaan masyarakatnya. Kota ini hancur karena letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Debu letusan gunung tersebut menimbun kota Pompeii dan semua penghuninya sedalam beberapa meter sampai mengakibatkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali secara tidak sengaja. 

**

Sesungguhnya Pengadilan Hak Asasi Manusia Dunia di Strasbourg Perancis Eropa, pernah punya sikap yang sama terhadap perkawinan sejenis. Sebanyak 47 hakim di sana pernah menegaskan bahwa tidak ada hak untuk perkawinan sejenis. Mungkin ini sesuai dengan bunyi Pasal 12 Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia. Pasal ini berbunyi: “Men and women of marriageable age have the right to marry and to found a family, according to the national laws governing the exercise of this right.”

Maka ‘berita Ricky Martin’ harus mengingatkan kita semua — bahwa ada norma-norma keagamaan yang harus kita jaga bersama. Kita tetap teguh untuk memiliki sikap yang sama. **

News Feed