English English Indonesian Indonesian
oleh

Yuk, Jalan Bersama

Oleh: Hamdan Juhannis
Rektor UIN Alauddin

Masih tentang kepercayaan. Selain ujian kepercayaan, hidup bersama adalah cara untuk mempercayai orang atau tidak. Saya menggunakan istilah hidup bersama bukan kebersamaan, karena berbeda makna.

Hidup bersama lebih kepada proses fisik, bukan proses batin. Hidup bersama bisa bermakna sama-sama hidup di suatu tempat. Hidup bersama bisa berarti jalan bersama untuk periode waktu tertentu. Bisa juga bermakna bekerja bersama di sebuah instansi atau proyek. Sementara kebersamaan adalah hasil dari hidup bersama, sudah tercipta proses batin. Jadi kebersamaan adalah kepercayaan itu sendiri.

Mengapa perlu hidup bersama sebagai proses untuk lahirnya kepercayaan? Pernahkah anda menyimak petuah orang tua kita, bila ingin memahami karakter seseorang, berjalanlah bersamanya untuk beberapa lama. Dari berjalan itu kita akan tahu kebiasaan-kebiasaan serta kecenderungan perilakunya. Dengan berjalan bersama, kita akan tahu apakah seseorang itu memiliki komitmen hidup. Apakah ada konsistensi dari komitmen yang digariskan dalam hidupnya.

Dengan berjalan bersama, kita bisa tahu apakah kata-katanya bergaris lurus dengan perilakunya. Dengan berjalan bersama kita bisa paham apakah seseorang itu memiliki sikap solidaritas, termasuk soliditas pertemanan. Dengan berjalan bersama kita akan paham apakah saat terjadi perebutan kesempatan, dia memperebutkan hanya untuk dirinya, atau untuk temannya juga, atau bahkan hanya untuk temannya.

Sama halnya dengan bekerja bersama, kita bisa paham apakah seseorang itu bisa dipercaya atau tidak. Dengan bekerja bersama kita bisa paham sisi dalam seseorang itu, mulai dari intelektualitasnya sampai maturitasnya. Kita bisa memahami pola-pola perilakunya yang terkait dengan tingkat kepercayaan. Itulah, saat ada orang yang mengatakan kepercayaannya pada orang lain yang baru dikenalnya, dia sering mendapat sanggahan dengan bahasa, memangnya pernah jalan bersama atau tinggal bersama?

News Feed