English English Indonesian Indonesian
oleh

Mengenang Daeng Aco, Pasinrilik Bersahaja dari Nipa-nipa

Oleh: Arif Rahman Dg. Rate, Pegiat Sinrilik dan Kajian Tradisi Lisan

Jagat kesenian Sulawesi Selatan kembali berduka. Setelah berpulangnya pasinrilik H. Syarifuddin Daeng Tutu pada 3 Agustus 2021, salah satu pasinrilik Makassar juga menghadap keharibaanNya.

Berita duka ini agaknya tak begitu diakses oleh masyarakat termasuk pelaku kesenian tradisional pada khususnya. Tulisan ini pun terbilang terlambat dipublikasikan untuk mengabarkan hal tersebut. Namun demikian, hal ini mesti dituliskan sebagai pengingat dan penghormatan bagi Daeng Aco. Pasinrilik yang bermukim di Nipa-nipa, kecamatan Manggala, Makassar ini tutup usia pada hari Minggu tanggal 18 Februari 2024.

Daeng Aco mengembuskan napas terakhir pada sekira pukul 13.00 Wita di kediamannya dalam usia 82 tahun. Di hari dan jam yang sama sedianya ia akan membawakan sinrilik pada kegiatan pameran dan diskusi yang dihelat oleh perpustakaan Katakerja yang bertajuk Mengenang: Lansia Bercerita Kota. Sebenarnya semua persiapan dan kelengkapan acara telah disiapkan. Namun, pada Sabtu 17 Februari 2024 saya menerima kabar bahwa kondisinya tidak memungkinkan karena terserang sakit pada ulu hati yang membuatnya susah payah untuk duduk apa lagi melantunkan sinrilik dan memainkan kesok-kesok. Saya yang berada di Polman pada hari tersebut mengabari teman-teman di Katakerja dan menghubungi Daeng Palagu, pasinrilik lain yang diharapkan bisa menggantikan Daeng Aco.

Daeng Aco sepertinya memang tidak begitu dikenal luas oleh masyarakat Makassar termasuk pelaku kesenian tradisional sendiri. Hal ini dikarenakan ia adalah pasinrilik  dengan pakem tradisional sehingga lebih sering membawakan sinrilik di kampung-kampung pada acara hajatan yang berkaitan dengan nazar. Pernah pada tahun 1980-an ia mengisi beberapa sesi di TVRI Sulawesi Selatan bersama Sanggar  I Lologading Paropo pimpinan Daeng Aca. Kondisinya yang juga tidak begitu terekspos, tentu saja karena posisi sinrilik sendiri sebagai pertunjukan tradisi lisan yang hari ini seperti antara ada dan tiada.

News Feed