English English Indonesian Indonesian
oleh

Mengenang Daeng Aco, Pasinrilik Bersahaja dari Nipa-nipa

Momen Indah di Losari, Pertunjukan Sinrilik Perpisahan

Pada suatu waktu seorang tamu mendatanginya bermaksud menunaikan nazar dengan mengundang pasinrilik bermain di rumahnya. Orang ini mengenal baik mendiang ayahnya, tapi tidak mengetahui bahwa pasinrilik bernama Daeng Sambang tersebut telah meninggal dunia. Dengan perasaan putus asa ia bertanya apakah ada pengganti dari Daeng Sambang. Daeng Aco merasa inilah waktu yang tepat untuk muncul di belantika sinrilik. Debutnya membawakan sinrilik di depan khalayak berjalan manis meskipun ia harus berbohong kepada istrinya tentang pekerjaan di rumah tamu yang datang tersebut. Ia hanya berkata bahwa ada tawaran pekerjaan dalam waktu semalam tapi tak menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah bersinrilik. Sejak saat itulah ia perlahan dikenal dan petualangan bersinrilik pun dimulai.

Pada usia senjanya ia masih aktif membawakan sinrilik meskipun tak seintens sebelumnya. Kondisi kesehatan yang menurun cukup berpengaruh walaupun ketika bisa bersinrilik lagi sepertinya ia merasa lebih hidup dan sangat bersemangat. Ia lebih banyak mengisi waktunya berkebun. Ia menanam aneka palawija, singkong, dan pisang. Menurut istilahnya sendiri setidaknya ini bisa menjadi tambahan pembeli keperluan dapur.

Kesempatan bersinrilik kemudian datang ketika Sangmawaru, seorang kawan yang juga seniman di Sanggar Sirajuddin Gowa terpanggil untuk memfasilitasi Daeng Aco bersinrilik di Sulsel Expo 2023. Bersama M. Fadhly Kurniawan, M. Ikhwan Muharram, MughitsMumtaz, M. Idham, M. Rizaldy Razak, dan Aditya Renaldi, kesemuanya tergabung di komunitas pengkaji tradisi lisan, Urukana, kami mengurus segala keperluan untuk berpentas Daeng Aco pada malam tanggal 18 Oktober 2023 di anjungan Losari.

News Feed