English English Indonesian Indonesian
oleh

Derai Air Mata dari Rumah Hijau

PANGKEP, FAJAR– Saenal Abidin (52) telah berkumpul keluarga besar. Sua yang puluhan tahun didambanya.

Kerabat Saenal terus berdatangan ke kediamannya di Desa Taraweang, Kecamatan Labakkang, Pangkep sejak ia tiba dari Kota Kinabalu, Malaysia. Rumah bercat hijau di sudut persimpangan antara jalan poros dan Kantor Desa Taraweang itu tak pernah sepi.

Mulai pagi hingga malam hari, kerabat bergantian datang ingin melihat langsung Saenal yang sejak 1994 meninggalkan kampung halamannya untuk mencari nafkah di Malaysia.

Hanya saja, naas menimpa Saenal kala itu. Ia terpaksa berususan dengan aparat setempat, lalu divonis bersalah dalam kasus pembunuhan rekannya.

Selama 27 tahun lamanya, Saenal menjalani hukuman di dalam tahanan Kota Kinabalu. Orang tuanya tak henti-henti mendoakan agar dapat berkumpul kembali dengan anaknya itu. Pada 2023, harapan itu datang.

Pemerintah Malaysia resmi memberlakukan penghapusan hukuman mati maupun penjara seumur hidup. Vonis itu tidak bersifat absolut. Saenal melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu bermohon untuk dilakukan peninjauan kembali.

Hasilnya, Saenal divonis bebas oleh mahkamah pada awal Februari 2024. Kini, sudah sehari sejak kedatangan Saenal di kampung halamannya. Para kerabat berdatangan ingin melihat langsung kondisinya.

Saenal mengaku masih merasa seperti mimpi bisa menghirup udara bebas. Setelah 27 tahun lamanya di dalam tahanan.

“Seperti mimpi saya rasa. Alhamdulillah diberi kesempatan untuk bisa bebas dan pulang ke kampung halaman saya. Ini selalu saya impikan,” katanya Saenal, Kamis, 22 Februari 2024.

News Feed