English English Indonesian Indonesian
oleh

Kampus Vokasi Gali Potensi Daerah Sultanbatara 

FAJAR, MAKASSAR-Setiap daerah memiliki potensi di segala bidang, baik pariwisata, pertanian, perikanan, industri dan sebagainya. Atas dasar itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghimpun satuan pendidikan vokasi dan pemangku kepentingan di daerah untuk berkolaborasi membicarakan terkait potensi daerah yang ingin dikembangkan. 

Ketua Konsorsium, Baso Nasrullah, mengungkap bahwa kolaborasi kemitraan ini adalah upaya pengembangan inovasi berbasis potensi daerah, khususnya Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara (Sultanbatara) bertemakan ‘Sinergitas Perguruan Tinggi Vokasi Pemda dan Industri untuk membangun inovasi berbasis Potensi Daerah.

Di Sultanbatara sendiri, ada lima kampus vokasi yang ikut diantaranya Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Bosowa, Politeknik Bombana, Politeknik Pertanian Pangkajene dan Vokasi Unhas.

Lebih lanjut, pada forum FGD yang melibatkan akademisi dan pemerintah ini salah satunya Fokus Group Discussion (FGD) yang akan membahas isu-isu bagaimana ekonomi suatu daerah bisa berkembang.

Perkembangan Industri memang salah atau rangkaian program ini salah satunya FGD isu-isu ekonomi, masyarakat akan kemana Sultanbatara, ketika punya tujuan seperti apa cara membangun ekonomi. 

“Di FGD akan dihimpun, menarik semua data dan masukan dari daerah Sultanbatara, apa yang penting dan urgen, nanti akan muncul gagasannya, misal daerah ini butuh apa untuk menguatkan potensi yang sudah ada, lalu disupport SDM dengan SDM apa,” jelas Baso.

Hasil FGD itu ada dua kata dia, ada rancangan target kerja dan rancangan inovasi. Kedua dokumen ini akan diusulkan ke Kemendikbud bahwa inilah yang dibutuhkan di daerah Sultanbatara, lalu mereka akan menyiapkan anggaran untuk menangani hal tersebut.

Lebih lanjut, semua jurusan di vokasi sebenarnya penting, akan tetapi yang ingin difokuskan adalah program prioritas, arah pembangunan kemana, maka di sanalah SDM yang memumpuni disiapkan dari level pendidikan tinggi vokasi atau politeknik.

“Misal di Sulsel punya potensi pertanian, maka akan diprioritaskan pertanian, maka itu SDM yang disiapkan. Jadi intinya suatu daerah punya apa, butuh apa, dan apa yang bisa didukung. Contoh lain di Sulteng ada potensi energi atau industri yang besar, maka di Morowali butuh teknik,” jelasnya.

Dit Mitras DUDI, Heru Pranowo menjelaskan, kegiatan ini adalah program untuk memecahkan masalah, mulai dari menghimpun kompetensi apa yang dibutuhkan SDM di Sultanbatara. Itu tidak ada yang bisa menjawabnya sebelum digali melalui FGD.

Vokasi, kata dia, tidak pernah jadi prioritas pilihan saat ingin melanjutkan pendidikan tinggi, padahal di sana SDM disiapkan untuk bisa langsung terjun ke industri. 

Lebih lanjut, setiap daerah berbeda dengan yang lain, begitu pula potensinya, jenis-jenis kompetensi SDM tentu juga berbeda, jadi vokasi harus lebih fokus menyiapkan SDM yang dibutuhkan di daerah tersebut. Bukan diteropong secara nasional, tapi teropongnya lebih dekat dengan daerah sehingga membuat konsorsium yang menghimpun kampus vokasi ini.

“Dalam konsorsium sama-sama kerja, sama-sama berpikir, dan bagaimana Stakeholder ikut memikirkan permasalahan dan jalan keluarnya,” ujarnya. (mia)

News Feed