English English Indonesian Indonesian
oleh

Pemulihan Kerusakan Lingkungan di Sulbar, Unsulbar-KLHK Beri Pendampingan

FAJAR, MAKASSAR-Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan menyelenggarakan program pendampingan untuk memulihkan kerusakan lingkungan di Sulbar.

Program ini bertujuan menggerakkan masyarakat sebagai pihak aktif dalam upaya pemulihan lingkungan dengan memberikan mereka peran sentral dalam pengambilan keputusan dan implementasi solusi. Kegiatan utama dalam program ini dengan Forum Group Discussion (FGD) yang terbagi menjadi dua bagian: Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi (IMAS) serta Rencana Kerja Masyarakat (RKM). FGD ini diadakan di Aula Kantor Kecamatan Tommo, Sabtu, 2 September.

Hadir dalam FGD pejabat Fakultas Pertanian dan Kehutanan (Fapertahut) Unsulbar yaitu, Dekan Fapertahut Prof Kaimuddin, Wakil Dekan I Muhammad Arafat Abdullah, dan Wakil Dekan II Nurlaela. Hadir juga perwakilan Camat Tommo, Kepala Desa, serta TK-PPEG Mitra Tani, TK-PPEG Harapan Bersama, TK-PPEG Binter, TK-PPEG Anugrah Tani, TK-PPEG Sipatuo. Selain itu, Lelawaty Simamora (Kapokja DMPG) juga hadir secara online melalui Zoom.

Pendampingan masyarakat dalam pemulihan kerusakan lingkungan di Sulbar ini merupakan kolaborasi tahun kedua antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Sulawesi Barat. Program ini dianggap sangat bermanfaat karena memberikan peran aktif kepada masyarakat dalam mengidentifikasi masalah lingkungan dan menganalisis situasi sesuai dengan konteks lokal mereka.

Selanjutnya, masyarakat didorong untuk merumuskan Rencana Kerja sesuai dengan kebutuhan dan prioritas mereka. Hal ini melibatkan langkah-langkah konkret untuk memulihkan kerusakan lingkungan dan mengelola sumber daya secara berkelanjutan.

Dekan Fapertahut Prof Kaimuddin menjelaskan, program ini tidak hanya tentang RKM tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemulihan lingkungan sebagai stimulan untuk kegiatan berkelanjutan.

Adapun materi Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi (IMAS) oleh Wakil Dekan I Fapertahut. IMAS ini merupakan dasar dalam penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Selanjutnya, masing-masing Kelompok Tani (TK-PPEG) menyampaikan hasil IMAS dan RKM mereka.

Terdapat juga masalah bersama di desa-desa yang meliputi risiko banjir saat musim hujan dan kesulitan mendapatkan ikan segar karena jarak dari kota. Oleh karena itu, mereka mengusulkan budidaya kolam ikan air tawar dan pertanian hortikultura sebagai solusi. TK-PPEG juga membutuhkan pendampingan untuk peningkatan kapasitas.

Sementara materi tentang budidaya ikan air tawar oleh Firmansyah bin Abd Jabar, Dosen Fakultas Perikanan dan Peternakan Unsulbar. Dia menggarisbawahi pentingnya pengendalian kualitas air dalam budidaya ikan air tawar, serta tantangan seperti kematian anak ikan dan pengontrolan suhu air yang perlu diperhatikan. Termasuk pemberian pakan.

Person In Charge dari Unsulbar Andi Ridha Yayank Wijayanti menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam program pendampingan masyarakat dalam pemulihan kerusakan lingkungan.

“Dengannya adanya IMAS ini diharapkan mampu untuk menangkap masalah dan situasi yang ada dan sebenarnya terjadi di masyarakat, sehingga nantinya ditemukan rumusan tindakan dan kegiatan yang sesuai untuk dilaksanakan. Sekaligus ini sebagai bentuk komitmen bersama membangun keterlibatan masyarakat secara aktif dalam kegiatan ini,” ungkapnya. (*/)

News Feed