English English Indonesian Indonesian
oleh

Ciptakan Habitat Penyu yang Sehat, Dosen FIKP Unhas Penelitian di Kepulauan Balabalakang

FAJAR, MAKASSAR-Demi menciptakan habitat penyu yang sehat, Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kali ini berupa program perbaikan habitat penyu di Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Balabalakang, Sulbar.

Tim penelitian dan pengabdian FIKP Unhas, di antaranya: Prof Jamaluddin Jompa (Prof JJ) sebagai Project Leader, Dr Shinta Werorilangi (Project Manager), Prof Chair Rani (Expertist Konservasi Perairan), dan Dr Ahmadl Faizal (Expertist Pemetaan/Penginderaan Jauh). Lalu ada Dr Yayu Anugrah La Nafie (Expertist Botani Laut/Lamun, Dr Syafyudin Yusuf (Expertist Reproduksi Karang) dan Dr Widyastuti Umar (Project Assistant).

Project Manager Tim penelitian dan pengabdian FIKP Unhas, Shinta Werorilangi mengatakan, ide awal dari proyek ini adalah laporan dari beberapa hasil penelitian tentang penurunan kemunculan penyu di Kepulauan Balabalakang.

Ini disinyalir oleh kerusakan habitat alami dari berbagai jenis penyu seperti menurunnya kondisi terumbu karang dan semakin menurunnya luas dan kerapatan lamun. “Padahal itu semua sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis penyu,” ucapnya.

Peneliti sebelumnya kata dia, dari FIKP Unhas (alm Prof Akbar Tahir) bersama tim melalui Grant dari MBZ Ltd telah menginisiasi perbaikan ekosistem yang kemudian dilanjutkan oleh Prof Jamaluddin Jompa sebagai leader Program.

Unhas dalam hal ini kelompok peneliti Marine Research Plastics Group (MPRG), dan FIKP Unhas sebagai salah satu stakeholders dengan memanfaatkan grant dari Mubadala Petroleum financial assistance melalui Mohamed bin Zayed Foundation Ltd (MBZ) serta bekerjasama juga dengan Pemerintah Sulawesi Barat dan NGO.

Proyek ini menjadi salah satu skim dengan kode ID2 dengan nama proyek “Establishment of Salissingan Island Marine Protected Area through Local Community Engagements in Coral Reef and Seagrass Ecosystems Management for Marine Turtles Conservation”, untuk rehabiltasi ekosistem sebagai habitat dari berbagai jenis penyu di Kepulauan Bala-Balakang, Sulawesi Barat.

Dirinya menambahkan bahwa program perbaikan habitat penyu mulai dilaksanakan sesuai dengan kontrak antara FIKP Unhas dengan Mohamed bin Zayed Foundation Ltd pada tanggal 8 Februari 2021 dan akan berakhir pada 1 Mei 2024. MBZ Ltd memberikan full pembiayaan untuk keseluruhan aktivitas selama program berjalan.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa Proyek ini bertujuan untuk penyediaan habitat yang memenuhi syarat untuk penyu laut yang diketahui keberadaannya di Kepulauan Balabalakang, Provinsi Sulawesi Barat.

Rektor Unhas sekaligus Project Leader, Prof Jamaluddin Jompa mengatakan kegiatan proyek ini akan mendukung keberlanjutan aktivitas migrasi penyu laut di pulau-pulau kecil. Ini melalui tersedianya kondisi ekosistem terumbu karang dan padang lamun yang baik.

“Terdapat dua kegiatan utama dalam proyek ini yaitu; meningkatkan persen tutupan terumbu karang dan lamun di Pulau Salissingan dan Gusun Durian,” ucapnya.

Kegiatan yang telah di lakukan, yakni: survei dan penilaian kondisi ekosistem lamun, terumbu karang dan kondisi sosial ekonomi di Pulau Salissingan dan Gusung Durian sebagai informasi dasar untuk untuk rehabilitasi ekosistem.

Lalu rehabiltasi terumbu karang untuk peningkatan tutupan karang dengan pemasangan 600 Unit meja transplantasi dan transplantasi 5000 Unit lamun.

Saat ini Tim MPRG Unhas masih tetap melakukan monitoring secara berkala dan pendampingan masyarakat, dengan menempatkan dua tenaga lapangan yang berasal dari freshgraduate Fakultas Ilmu kelautan dan Perikanan.

”Ternyata hasil ini cukup mendapat respon dari Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Kementrian Kelautan dan Perikanan,” ucapnya.

Program ini sangat mendukung kegiatan RAN (Rencana Aksi Nasional) Konservasi spesies, dan bahkan program ini diharapkan dapat berkolaborai dengan berbagai program nasional yang ada misalnya dengan Program LAUTRA (Proyek Laut untuk Kesejahteraan),” bebernya. (wis/*)

News Feed