FAJAR, MAKASSAR — Nilai ekspor Juli 2024 tercatat USD173,66 juta, menurun 0,24 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Namun masih lebih tinggi 0,45 persen dibandingkan bulan sama pada tahun sebelumnya.
Secara kumulatif dari Januari hingga Juli 2024, nilai ekspor Sulsel yang tercatat USD1,18 miliar. Nilai tersebut lebih rendah 8,33 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD1,29 miliar.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto menjelaskan ekspor Sulsel ditopang oleh meningkatnya permintaan beberapa komoditas unggulan. Diantaranya besi dan baja yang ekspornya naik 27,12 persen, dari yang semula hanya USD31,12 juta pada Juli 2023 menjadi USD39,56 juta pada Juli 2024.
Kemudian disusul ikan dan udang yang tumbuh 40,86 persen dari US$7,87 juta menjadi USD11,09 juta. Lalu lak, getah dan damar yang tumbuh tinggi 193,41 persen dari US$2,75 juta menjadi USD8,06 juta; serta kakao/cokelat yang tumbuh 22,40 persen, dari USD8,01 juta menjadi US$9,80 juta.
“Ekspor komoditas utama seperti nikel turun 20,87 persen, dan biji-bijian berminyak juga turun 10,59 persen, tapi komoditas penopang lainnya tumbuh cukup meyakinkan, sehingga nilai ekspor secara keseluruhan juga berhasil tumbuh,” kata Aryanto, Senin 16 September 2024.
Lebih lanjut Aryanto mengatakan jika dihitung secara kumulatif, ekspor Sulsel masih kontraksi akibat dari penurunan tajam permintaan nikel dan biji-bijian berminyak sepanjang Januari hingga Juli 2024. Ekspor komoditas nikel sepanjang periode tersebut tercatat hanya USD551,21 juta, turun 26,35 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD748,43 juta.