English English Indonesian Indonesian
oleh

Lu’mu Taris dan Ahmad Rifqi Dikukuhkan Jadi Guru Besar UNM

FAJAR, MAKASSAR– Universitas Negeri Makassar (UNM) terus meningkatkan kualitas layanan dan daya saing. Itu dilakukan melalui Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di lingkungan kampus. Salah satunya dengan mendorong kepakaran para pendidik yang ada di civitas akademik UNM. Tahun 2023 ini, Kampus Orange menargetkan 36 guru besar yang dikukuhkan.

Termasuk dua orang yang baru saja tuntas menyelesaikan pengukuhan hari ini, Prof. Dr Lu’mu Taris M.Pd di bidang keilmuan Teknologi Pendidikan, dan Prof. Dr. Ir. Ahmad Rifqi Asrib, M.T di bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan.

Rektor UNM, Prof Dr. Husain Syam menegaskan, pengukuhan tidak selesai hari ini. Tetapi masih akan berlanjut di sisa Desember ini, sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

”Hari ini pengukuhan dua guru besar dengan disiplin ilmu berbeda. Satu tentang Pengelolaan SDA dan Lingkungan, yang satu Teknologi Pembelajaran. Mereka sudah menyampaikan kepakarannya, dan kita sadar, banyak hal yang perlu ditelaah oleh pakarnya masing-masing. Ini masih banyak antrean,” ujarnya, Selasa, 19 Desember.

Lebih lanjut eks Dekan Fakultas Teknik UNM itu berpesan, semua guru besar yang telah dikukuhkan harus menguatkan keilmuan mereka di bidangnya masing-masing. Harapannya, itu bisa mendongkrak layanan yang lebih baik dan kualitas pendidikan yang lebih bermutu.

”Pesan saya, tetap kuatkan keilmuannya, agar bisa memberikan layanan terbaik kepada mahasiswa, masyarakat kampus, akademis, dan masyarakat luas. Terus mencari solusi atas permasalahan yang ada, sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing,” pesannya.

Husain Syam juga menegaskan, banyaknya pakar yang lahir dari UNM ini memberikan dampak positif terhadap masyarakat luas. Sehingga, hal ini tidak sekadar bertujuan untuk mendongkrak nama baik UNM saja, tetapi diimbangi dengan pengabdian yang nyata kepada masyarakat.

”Dampak ke kampus tentu sangat tinggi, itu kan berkualitas semua. Jadi layanannya semakin bagus, mahasiswanya semakin berdaya saing, mampu memenangi pertarungan di mana-mana. UNM kan selalu juara. Pasti masyarakat merasakan juga pengabdian kami,” tegasnya.

Husain Syam juga mengaku, semua proses dan upaya untuk melahirkan guru besar selalu secara berkesinambungan. Diharapkan, keilmuan para pakar bisa menjadi solusi atas berbagai persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat.

”Jadi ini semua jalan terus. Apalagi target saya tahun ini sudah tercapai, lebih dari 30 profesor. Tahun depan saya harus target lagi, bahwa memang bisa 30, dalam bidang keilmuannya masing-masing,” kata dia.

Prof. Dr Lu’mu Taris M.Pd, yang baru saja dikukuhkan, mengaku sangat senang atas hal ini. Dia mengaku, keahliannya dalam bidang Ilmu Teknologi Pendidikan bakal terus diakselerasi agar bisa menjadi solusi kualitas pendidikan yang lebih baik di Indonesia.

”Teknologi pendidikan harus diterapkan dengan mempertimbangkan soft skill dan hard skill dalam proses pembelajaran. Hal ini merupakan solusi kebutuhan kompetensi lulusan satuan pendidikan,” kata dia.

Dia berharap, temuan dan inovasinya dalam teknologi pendidikan bisa mengantarkan Indonesia mencapai generasi emas pada 2045 mendatang. ”Semoga ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menemukan solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia,” harapnya.

Begitu juga dengan Prof. Dr. Ir. Ahmad Rifqi Asrib, M.T. Dia menjabarkan mengenai banyak hal yang bisa dilakukan dalam upaya melestarikan lingkungan. Khususnya dalam menebar manfaat untuk masyarakat luas.

Termasuk dengan disiplin ilmunya, yaitu penerapan metode pengendalian sedimentasi waduk menggunakan pendekatan sistem dinamik. ”Ini merupakan salah satu dari berbagai metode dan analisis yang bisa diterapkan sebagai solusi alternatif,” buka dia.

Hanya saja, hal ini masih jarang digunakan secara luas, sebab butuh hal-hal pendukung yang lebih masif dan akurat. Sehingga, kedepannya diharapkan metode ini bisa menjadi solusi dalam hal pengelolaan lingkungan dan SDA.

”Namun demikian, pendekatan sistem dinamik belum banyak digunakan, karena harus diawali dengan sistem data pendukung yang lebih banyak dan lengkap untuk mendapatkan hasil simulasi yang holistik,” terangnya. (wid)

News Feed