English English Indonesian Indonesian
oleh

Mahasiswa Pascasarjana S3 Dirasah Islamiyah UINAM Datangi Pesantren Matahari

FAJAR, MAKASSAR-Mahasiswa Pascasarjana S3 Dirasah Islamiyah UIN Alauddin menembus hujan deras hingga sampai pada Pesantren Matahari, Maros, pada Selasa, 12 Desember.

Pesantren ini terletak di pinggiran kota tepatnya Dusun Mangempang, Desa Moncongloe Lappara, Kec. Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulsel. Di sinilah beberapa santri tinggal untuk belajar ilmu agama dan ilmu umum.

Pesantren yang terletak dipinggiran kota ini perlahan-lahan dibangun oleh Guru Besar UIN Alauddin Makassar, Prof M. Qasim Mathar, meski belum lama berdiri dari yang semula kecil lalu perlahan berkembang bisa dibilang cukup cepat karena dorongan dari beberapa pihak yang memperhatikan pendidikan. Kini, pesantren ini dilengkapi beberapa sarana prasarana yang lengkap seperti beberapa lantai ruang kelas, perpustakaan, masjid, gedung balai lembaga kursus, asrama, dan lainnya. Di lahan yang kosong ada tanaman dan ternak seperti bebek dan angsa.

Di sudut kota yang masih asri dan hijau inilah denyut pendidikan berdetak dengan suasana belajar yang tenang dan sejuk karena masih begitu hijau. Ketua Yayasan, Prof Qasim, mengatakan jika ingin memajukan suatu negara adalah melalui pendidikannya.

Dirinya juga mengatakan bahwa sebuah peradaban besar dibentuk oleh dua sayap, sayap sebelah adalah ilmu pengetahuan, sayap lainnya adalah disiplin sosial. Berpegang pada itu, peradaban bisa menjadi adidaya sebuah bangsa.

“Peradaban adalah bentuk halus, tinggi, canggih dari tradisi-tradisi dan budaya suatu masyarakat yang positif,” tekannya.

Melalui pendidikan diharapkan membangun peradaban yang dimaksud. Olehnya pesantren ini tidak hanya fokus ke agama, halus, tinggi, tradisi positif tapi harus canggih. Sehingga di pesantren ini terlihat beberapa perangkat-perangkat teknologi untuk menunjang pelajaran modern.

Lebih lanjut, semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak, olehnya itu jika ada anak putus sekolah, tidak lanjut ke SMP atau ke SMA, diupayakan agar anak tersebut didaftarkan ke SMP atau SMA Pesantren Matahari.

Prof Qasim juga menambahkan bahwa pengambilan dan penamaan Pesantren Matahari sangat sederhana, yakni sebagaimana matahari itu sendiri. Menyinari kegelapan.

Ketua Rombongan, Juliadi berharap ilmu Islam bisa tumbuh kembali dari Timur, bahkan melalui Pintu Pesantren di sudut kota yang sejuk dan asri bernama Pesantren Matahari itu, karena tidak ada yang tidak mungkin. (*/ham)

News Feed