“Takut orang disini bu, karena kalau ditanyakan lagi statusnya maka akan ada konflik lagi. Bisa-bisa diturunkan lagi Brimob dan kita takut,” paparnya.
DS menceritakan kisah yang dialami kerabatnya dulu penuh haru, ia hanya bisa berkata bahwa kerabatnya dibunuh oleh penguasa perusahaan dengan sadis, tak sampai disitu juga, meski tega menghabisi nyawa, banyak pula kerabatnya yang di penjara.
“Parah sekali dulu itu, keluarga meninggal dibunuh karena menentang ada yang ditembak juga, karena konflik tanah itu, mereka pertahankan tanahnya tetapi perusahaan sepihak memaksa untuk ambil, imbasnya kalau melawan dibunuh atau di penjara, banyak itu orang sini yang sudah keluar dari penjara karena ulah perusahaan yang minta mereka ditahan,”ungkapnya.
Asa Petani Takalar, Berharap Tanahnya Kembali
Asa penuh harap. Ribuan masyarakat Kecamatan Polongbangkeng hidup penuh dengan pengharapan. Tanahnya kembali, hidupnya lebih sejahtera dan tanpa intimidasi. Aksi demonstrasi penuh harapan agar tanah itu segera dilepas oleh perusahaan menjadi impian.
Sebulan terkahir, aksi terus-terusan dilakukan berharap ada solusi terbaik yang berpihak ke petani dan warga sekitar sebagai pemilik tanah. Sejumlah Lembaga pun ikut menyoroti adanya ketidakadilan yang dialami petani setempat, kehilangan lahan hingga mata pencahariannya, pilihan merantau pun terpaksa dilakukan agar dapat bertahan hidup.
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) selama tahun ini saja ssudah empat kali turun aksi demonstrasi Bersama petani setempat, demi hak mereka kembali dari kesemena-menaan perusahaan.