Dengan begitu, Jasa Raharja tidak hanya menjalankan tugas pokoknya terkait keselamatan berkendara, tetapi juga melakukan tanggung jawab tambahan seperti TJSL.”Kan ada fitur lingkungan juga, makanya kami lakukan oenanaman magrove ini. Kan di sini banyak nelayan, tentu bakau bisa menjadi tempat berkembang biak ikan atau kepiting. Jadi kalau sekarang cuma tangkap 10 kepiting, kedepan bisa 20 atau lebih. Kemudian bisa jadi ekowisata juga,” kata dia.
Menanggapi hal ini, Lurah Untia Alwan Januar Setiawan menegaskan, pihaknya memang sangat membutuhkan mangrove. Sebab selain untuk mata pencaharian masyarakat, juga untuk menghalau angin kencang yang sering menerjang pemukiman.
”Kami memang butuh mangrove. Mata pencaharian warga di sini nelayan, ada yang tangkap kepiting bakau lalu dijual.Bakau juga untuk penangkal angin, apalagi di sini banyak rumah panggung. Setidaknya ini bagian untuk anak cucu kita kedepan,” kata dia. (wid)