English English Indonesian Indonesian
oleh

Hilirisasi Jokowi-Prabowo

Podium, Hasrullah

Intensitas pertemuan Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di berbagai situasi dan momen politik, bagaikan dramaturgi politik yang ditunjukkan kedua tokoh tersebut sedang mempermainkan opini publik. Tidak terkecuali beberapa opini menunjukkan bahwa Jokowi memberi sinyal positif untuk dukungan kepada dua tokoh yang saling bersaing dalam pemilihan presiden sebelumnya.

Bahkan termasuk makna pesan politik sangat kental di mana Jokowi memberikan “dukungan kebijakan hilirisasi Jokowi, Prabowo disebut Capres paling nasionalis”. Demikian penampakan content analysis yang coba diberitakan beberapa media bahwa secara manifest (nampak) bahwa sikap politik secara pribadi dan kelembagaan memberikan “dukungan secara politik” ketika pemerintah dalam soal hilirisasi yang dapat menaikkan kebanggaan secara nasional.

Pembacaan publik terhadap dua tokoh yang saling bersaing dan akhirnya bersinergi dalam periode terakhir presiden Jokowi menunjukkan harmonisasi yang saling membangun kesan baik, Prabowo yang pantas melanjutkan program dicanangkan dua periode kepemimpinannya. Tidak hanya sampai disitu, suatu kelangsungan dan kelanjutan Jokowi merasa aman jika penggantinya dapat melanjutkan program yang selama ini digagas dan diimplementasikan dalam membangun Indonesia. Termasuk kelanjutan pembangunan di IKN yang belum tentu komitmen calon presiden lainnya pembangunannya dilakukan secara berkelanjutan.

Dalam drama politik, ketidakpastian politik (political uncertainty) menjadi suatu keniscayaan yang harus dihadapi. Jokowi sebagai presiden dua periode tentu selalu menginginkan dalam pikiran dan hatinya, apa yang telah dibangun dilanjutkan presiden berikutnya. Maka, wajar saja dalam budaya komunikasi politik secara instink selalu menghendaki pengganti melanjutkan program kerja apa yang telah diperbuat selama ini. Jika kemistri sudah dapat dibaca, maka sikap politik Jokowi tentu bisa dilanjutkan Prabowo.

Dalam hakikat kepemimpinan, saling timbal balik dan memuji dalam setiap pertemuan, kedua tokoh ini saling memuji pada momen pertemuan dapat diindikasikan telah terjalin hubungan baik selama ini. Simak saja, ketika membicarakan hilirisasi, “Prabowo juga memuji kebijakan hilirisasi Jokowi yang berhasil menaikkan pendapatan Indonesia.” Demikian Igor Dirgantara, Direktur Eksekutif Survei and Polling Indonesia (SPIN) edisi Liputan6.com, 22 Juli 2023.

Adanya saling dialog politik, menunjukkan kedua tokoh secara interpersonal communication telah terjalin secara akrab dan berkesinambungan dalam satu “perahu kepemimpinan”. Pernyataan tersirat dan tersurat memberikan makna politik Jokowi merasa “aman” jika yang menggantikan beliau adalah Prabowo dalam Pilpres mendatang.

Makna simbolik politik yang ada dipikiran dan cita-cita membangun Indonesia perlu dilanjutkan bagi tokoh yang dapat melanjutkan program Jokowi. Semangat nasionalisme yang ditunjukkan Prabowo selama ini hampir yang tampak di beranda terdepan kepemimpinan yang tidak akan menimbulkan konflik antara kedua tokoh tersebut.

Semoga beranda terdepan, sekilas tentang kebijakan hilirisasi juga terjadi di beranda pikiran Jokowi dengan Prabowo. Namun perlu dimaklumi dramaturgi politik sewaktu-waktu dapat berubah jika visi dan misi serta kepentingan politik berubah? Itulah panggung politik? (*)

News Feed