English English Indonesian Indonesian
oleh

Oknum Bandara Kendalikan Taksi Liar

“Dia menjebak penumpang. Bertindak seolah-olah taksi online, nanti penumpang naik ke mobil, baru negosiasi harga. Sehingga terjadi pengecohan terhadap konsumen,” sebutnya.

“Kalau kami sudah menempuh jalur begini dan tidak digubris, maka kami akan aksi besar-besaran. Mudah-mudahan ada niat baik pemegang kekuasaan untuk bisa menyelesaikan ini,” harap Abdullah.

Persoalan ini, kata dia, terus terulang. Ibarat ketika ada pergantian pejabat baru, maka ditertibkan. Namun dalam waktu dua bulan tiga bulan kemudian, datang lagi.

Sementara taksi resmi sudah menggunakan aplikasi, bekerja sama dengan online yang mencarikan penumpang.

“Dia sudah berbentuk tim, jaringan. Banyak unitnya. Bayangkan saja kita ini diatur dengan sistem. Kalau sistem mengatakan kita harus muat, maka kita harus turun. Kalau yang liar ini bebas. Biasa dia dapat per rate satu kendaraan itu enam kali. Kami cuma satu rate, satu kali. Di situ ketidakadilannya,” kesalnya.

Dari catatannya, jumlah yang ilegal sendiri banyak sampai ratusan. Sedangkan yang resmi sekitar 300-an unit. Kerugian yang diperoleh dari adanya taksi liar ini diprediksi sampai Rp30 juta per hari.

“Kami yang resmi kehilangan retase sekitar 150 rate per hari. Kalau dirupiahkan, itu tinggal dikalikan 200 ribu,” paparnya.

GM Bandara Sulhas, Wahyudi mengaku sedang berupaya untuk penyelesaian permasalahan taksi liar ini. Bahkan, pihaknya juga mendukung Operasi Zebra.

“Saya langsung tanda tangan kalau mau adakan Operasi Zebra di bandara. Jadi jangan ragu kepada kami,” janji Wahyudi yang juga hadir di rapat itu.

News Feed