English English Indonesian Indonesian
oleh

Melalui Webinar Unhas Bahas Konflik Rusia-Ukraina

“Tindakan pembantaian etnis Rusia di Donbas pada delapan tahun lalu dengan 13.000 orang menjadi salah satu bukti utama Pemerintah Rusia melakukan tindakan pengamanan atas warga etnis Russia yang bermukim di wilayah Ukraina. Selain itu, ekspansi NATO ke Eropa Timur dimana mereka bahkan meyediakan berbagai senjata kepada Ukraina yang sangat berdekatan dengan Rusia. Adanya kelompok-kelompok neo-NAZI dan fasis di Ukraina juga mengakibatkan Rusia ambil tindakan militer,” jelas Rizal.

Pada kesempatan yang sama, Agussalim memulai materi dengan menjelaskan bahwa bantuan perlengkapan senjata di Ukraina yang disediakan oleh NATO hanya untuk persiapan terhadap agresi Rusia. Dirinya menuturkan kelompok ultra-nasionalis di Ukraina sangat kecil dan terbentuk sebagai reaksi perlawanan setelah demonstrasi Euromaidan dan aneksasi Krimea oleh Rusia.

“Menganalisis konflik Rusia-Ukraina sebaiknya menggunakan dua paradigma kajian hubungan internasional, yaitu idealis dan realis. Perspektif idealisme fokus pada nilai-nilai moralitas. Selanjutnya pada kacamata realisme, dimana kepentingan dan keamanan negara itu prioritas teratas dengan mempertimbangkan konteks sosial, budaya dan sejarah,” kata Agussalim.

Menurut Agussalim, selama ini mayoritas media dan orang-orang melihat konflik Rusia-Ukraina dari perspektif idealisme dengan mengutuk serangan militer Rusia ke Ukraina dan menimbulkan korban jiwa di masyarakat sipil. Sekaligus mendorong semua orang untuk meninggalkan Ukraina dan mencari tempat lebih aman. Namun jika kita menggunakan pandangan realisme ini, dapat lebih memahami alasan Rusia melaksanakan operasi militer di Ukraina.

News Feed