Dia mengatakan masalah ATR-72 ini telah dibicarakan dua kali di Provinsi dengan mengundang seluruh maskai penyedia dan perwakilan pemda dari daerah yang beroperasi.
“ATR-72 itu kayaknya ada kekurangan, jadi dia ada ditarik, ATR-72 agak sedikit memang dia beroperasi,” beberanya.
Pihaknya masih terus berproses untuk mengupayakan operasional bandara bisa segera berjalan. Kemungkinan jika hal ini sulit, maka harus menambah perluasan landasan kembali menjadi 2.500 meter agar armada yang lebih besar dari ATR-72 seperti Boeing bisa beroperasi.
“Jadi kami tetap berproses, dalam hal ini, terkait menyangkut masalah Bandara Arung Palakka,” jelasnya. (an/zuk)
Andi Erwin Terwo