Oleh : Dr Muhammad Tang
Direktur STAI Al-Furqan Makassar
FAJAR, MAKASSAR — Melihat fenomena kehidupan manusia sekarang ini, bahkan sejak dahulu kala dalam kehidupan dunia; ada yang beruntung dan ada yang buntung, ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang sehat dan ada yang sakit.
Bola kehidupan dunia tersebut senantiasa bergulir dalam kehidupan manusia; orang yang beruntung pada hari ini belum tentu beruntung pada hari esok, begitupun sebaliknya; orang yang sehat pada hari ini, bisa saja sakit di hari esoknya; orang yang kaya pada hari ini, bisa saja menjadi miskin di hari esok, ataupun sebaliknya.
Salah satu hikmah bola kehidupan manusia bergulir seperti itu merupakan ruang bagi manusia untuk saling “Simasei” antar sesama manusia, antar sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kasih. Di samping itu, sebagai ujian bagi orang-orang yang beriman sebagaimana telah dingatkan Allah Swt., lewat firman-Nya; Qs. Al-Mulk/67:2:
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk/67:2)
Berdasarkan ayat tersebut memberikan pembelajaran kepada kita semua bahwa kaya-miskinnya sesorang, beruntung-buntungnya sesorang, sehat-sakitnya sesorang merupakan ujian bagi manusia, apakah dengan keadaan yang dimilikinya akan tetap memperbaiki hubungannya kepada Tuhan yang menciptakannya dan tetap memperbaiki hubungannya kepada sesama manusia dan makhluk lainnya.
Ataukah sebaliknya, ingkar terhadap ni’mat Tuhan yang telah dilimpahkan kepadanya. Manusia yang diberikan keberuntungan dan kekayaan yang melimpah belum ada yang menyaingi sampai sekarang ini, tapi tetap besyukur, tidak angkuh, dan tetap taat kepada Tuhannya, yakni Nabi Sulaiman AS. Manusia yang diberikan penyakit, hanya sisa hati dan lidahnya yang belum berulat, tapi tetap berdzikir dan taat kepada Tuhannya; yakni Nabi Ayyub AS.