English English Indonesian Indonesian
oleh

Idulfitri: Momentum Simasei (Saling Menyayangi)

Kemudian yang tidak kalah pentingnya untuk simasei padatta rupa tau adalah tetangga. Tetangga adalah saudara terdekat yang dapat menolong apabila ada yang terjadi sesuatu. Begitu pentingnya untuk Simasei antar tentangga Rasulullah Saw., bahwa berbuat baik; menghargai dan memuliakan tetangga bagian dari keimanan kita kepada Allah Swt., seperti sabdanya berikut ini:

Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”  (H.R. Bukhari 5589: Muslim 70).

Pada engkaki tuo iye rilibbona tanae, massukki pole ribowwana indotta mita tajang degaga riyisseng (kita hidup di dunia ini, ketika keluar dari perut ibumelihat terangnya dunia ini tanpa ada sedikitpun kita ketahui); sekolah pertama yang kita lalui yang mengajarkan tentang diri, Tuhan,  kehidupan dan lingkungan kita adalah “indotta”, sebagaimana ungkapan seorang penyair, Hafidz Ibrahim:

Al-Ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq.” Artinya : Ibu adalah madrasah atau pendidik pertama anaknya. Jika engkau mempersiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau mempersiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.

Dalam konteks sekarang ini, berdasar teori tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara tentang Tripusat pendidikan; bahwa setelah ibu-kedua orang tua (lingkungan keluarga) menjadi pusat pendidikan adalah sekolah. Setelah ibu-kedua orang tua yang sangat berjasa dalam mendidik dan membina kita adalah guru di sekolah. Guru adalah orang kedua yang perlu kita hormati dan sayangi (simasei).

News Feed