FAJAR, MAKASSAR-Yonif Para Raider 431/Satria Setia Perkasa (SSP) menyelenggarakan pertemuan silaturahmi dengan media pada Sabtu, 10 Februari 2024. Dalam acara tersebut, Danyonif Para Raider 431/SSP, Letkol Inf Andi Zulhakim Asdar, menyambut para wartawan di Lapangan Tembak Suparlan Ps, Kariango, Maros.
Dalam kesempatan silaturahmi tersebut, Letkol Inf Andi Zulhakim Asdar menjelaskan, Yonif 431/SSP merupakan Batalyon Infanteri Para Raider yang berada di bawah komando Brigif Para Raider 3/Tri Budi Sakti, Kostrad. Pangkalan militer di Kariango memiliki luas 220 hektare dengan satu markas Brigade dan dua markas Batalyon.
Letkol Inf Andi Zulhakim Asdar juga berbagi perjalanan kariernya dalam dunia militer. Ia lulus dari akademi militer pada tahun 2004 dan memiliki kedekatan dengan Sulawesi Selatan sebagai putra daerah. “Saya orang sini, orang dari Sengkang, orang Pammana,” ungkapnya.
Setelah lulus, ia bertugas di Jawa Timur, yaitu Mojosari, Madiun, dan Malang, selama sepuluh tahun sebelum dipindahkan ke Aceh 2015-2019. Selama berdinas di Aceh, Zulhakim mendapat dua kali penugasan pengamanan PBB, pertama di Lebanon pada Desember 2011-Desember 2012 dan kedua di Republik Demokratik Kongo pada 2016-2017 sebagai military observer atau pengamat militer. “Saya efektif di Aceh hanya sekitar tiga tahun,” jelasnya.
Dia kemudian melanjutkan pendidikan di Seskoad (Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat) pada tahun 2019 dan bergabung dengan Kodam Jaya, Jakarta pada Desember 2019. Hingga akhirnya, Zulhakim sebelumnya menjabat sebagai Pabandyalid Sintel Dam Jaya dan kemudian menjadi Danyonif menggantikan Letkol Inf Kemas Muhammad Nauval.
“Setelah di Jakarta, selama kurang lebih hampir tiga tahun lebih dua hari. Tepatnya 28 Desember 2022, saya serah terima jabatan sebagai Komandan Batalyon sampai dengan sekarang ini,” bebernya.
Tidak lupa, Letkol Inf Andi Zulhakim Asdar juga mengucapkan selamat Hari Pers Nasional (HPN) yang jatuh pada tanggal 9 Februari 2024. Ia berharap agar media di Indonesia dapat menjadi lebih profesional, akuntabel, dan memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat. Dia menekankan pentingnya peran media dalam memberikan informasi kepada TNI, sehingga keterbukaan dan kerjasama antara media dan TNI sangat diperlukan. “Jadi media dan TNI adalah satu. Jadi kami tidak bisa lepas dari media,” ungkapnya.
Di momen itu, awak media juga mendapatkan edukasi dan pengenalan jenis-jenis senjata yang dimiliki TNI. Kata Zulhakim, senjata bagi prajurit TNI adalah nyawa kedua. “Jadi saya juga menekankan kepada Prajurit di bawah saya, kamu rawatlah senjatamu, maka dia akan membela kamu,” pesannya. Hal ini sangat penting karena dalam situasi tertentu, jika senjata mengalami masalah atau macet dan tidak dirawat dengan baik, dapat memengaruhi kesiapan prajurit saat menjalankan tugas. (ilham wasi/*)