Perjalanan pilpres dan pemilu bisa gegap gempita. Namun ada sudut-sudut lain di negeri ini yang ternyata makin sepi. Terutama pusat-pusat perbelanjaan di tanah air.
Fenomena yang selalu disampaikan media adalah apa yang dialami Pasar Tanah Abang. Tentu saja beberapa pusat belanja lainnya yang ada di kota-kota lain di Indonesia. Pengecualian tentunya diberikan ke mal-mal yang menghadirkan aneka ragam pusat kuliner.
Pasar Tanah Abang dikenal sebagai pusat grosir tekstil dan produk tekstil. Tak hanya memasok barang ke penjuru wilayah Indonesia, bahkan pasar ini sempat dijuluki pusat perbelanjaan terbesar se-Asia Tenggara. Kini dikabarkan pasar “raksasa” ini mengalami kondisi tak mengenakkan.
Hampir semua area, kini lengang. Lalu lalang pembeli kini jarang, tak seperti dahulu, bahkan sampai bersenggolan di gang-gang toko. Tak hanya Tanah Abang, sepertinya kondisi itu juga dialami seluruh pusat belanja di negeri ini. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, kondisi di Pasar Tanah Abang saat ini salah satu bukti pusat-pusat perbelanjaan di Tanah Air mengalami situasi berbeda.
*****
Apa dan mengapa kondisi di atas terjadi? Bagaimana mengatasinya? Banyak yang menyatakan para pedagang di Tanah Abang dan pasar lainnya di Indonesia, saat ini bersaing dengan seluruh dunia. Bersaing dengan para “pedagang online” yang dalam hitungan menit siap bertransaksi dengan konsumennya, dengan kepastian harga dan bisa berlangsung dalam 24 jam setiap hari.