English English Indonesian Indonesian
oleh

Sepinya Pasar Tanah Abang dkk, Mencari Solusi Baru

Bisa dilaksanakan dari ruang mana saja, di dalam kamar tidur hingga kendaraan. Bahkan dalam persiapan boarding di atas pesawat pun. Sekarang, dengan online, semua bisa ditembus. Artinya, pembeli dari Aceh-Papua tak perlu lagi ke Tanah Abang.

Duduk di rumah, masing-masing. Pedagang juga tak harus ke pasar, cukup menawarkan produknya dari seluruh dunia lewat software yang tidak memerlukan ruang fisik sedikit pun.

Mungkin karena itulah membuat kita jelas bahwa pusat perbelanjaan maupun mal-mal tersebut sepi terutama bukan karena kalah bersaing dengan belanja online. Karena, setelah PPKM dicabut, orang-orang kini ke mal bukan untuk berbelanja, melainkan untuk menikmati pengalaman dan interaksi sosial. Kegiatan yang sempat dibatasi dengan PPKM.

Kita sama maklumi — situasi pandemi beberapa tahun lalu sudah mengubah kebiasaan belanja seserang. Saat pandemi, kebutuhan berbelanja relatif sudah bisa dipenuhi dengan belanja online. Karena itu, pengelola mal harus merespons ini, dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat untuk berinteraksi sosial di mal.

Tujuan utama orang ke mal sekarang bukan belanja. Interaksi sosial. Harus ada re-concept atas kondisi mall dan pusat perbelanjaan. Titik pemanfaatan tenant harus diubah.

*****

Hal lain yang mungkin harus dilakukan adalah adanya pengaturan aturan yang adil bagi pedagang offline dan online. Pedagang offline mulai dari mengurus perizinan sudah sangat berat, tetapi kalau online, sepertinya bisa lebih mudah urusan izinnya. Termasuk perbedaan dalam menghadapi kejaran wajib membayar pajak. 

News Feed