English English Indonesian Indonesian
oleh

Peringatan bagi Ulama dan Pemerintah

Mengapa suatu masyarakat terjerembab dalam kerusakan? Sehingga menjadi lalai terhadap urgensi akhirat? Al Ghazali pun menjawabnya, penyebabnya, karena ulamanya sakit dan cacat. Padahal, mereka (ulama) adalah -laksana- dokter hati dan akal. Sesungguhnya para ulama adalah -laksana- dokter. Tetapi mereka sendiri telah tertimpa penyakit. Bila dokter sakit, maka sedikit sekali orang yang bisa mengobatinya, maka dari itu, penyakitnya pun menjadi bertambah parah bahkan mewabah.

Al Ghazali menolak pendapat yang menyatakan bahwa rusaknya pemimpin menyebabkan rusaknya ulama, tetapi justru sebaliknya bahwa ketika para ulama meninggalkan kewajiban mereka terhadap para pemimpin, maka rusaklah para pemimpin itu.

Sungguh, jika mulut para ulama telah tersumbat oleh ketamakan sehingga mereka mendiamkan kezaliman, ketika mereka berdakwah, tidak akan berpengaruh dan sia-sia belaka. Seandainya mereka jujur dan tegas menyuarakan kebenaran sesuai ilmunya, tentu akan menjadi kemaslahatan bagi dirinya dan umat.

Al Ghazali pun menegaskan, bahwa; “Kerusakan rakyat disebabkan oleh rusaknya penguasa (pemerintah). Rusaknya penguasa karena rusaknya ulama. Dan, rusaknya ulama karena telah dikuasai oleh cinta harta dan kedudukan (pangkat). Barangsiapa yang dikuasai oleh rasa cinta dunia, maka dia tidak akan bisa bersikap objektif dan kritis terhadap kezaliman (kesesatan), terutama terhadap penguasa (pemerintah).”

Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang diberi tanggungjawab oleh Allah dengan suatu masyarakat, kemudian tidak memberi mereka nasihat (kebenaran dan keadilan) kecuali Allah mengharamkan surga atasnya” ( Diriwayatkan Bukhari dan Muslim).

News Feed