Oleh: Andi Iqbal Burhanuddin*
Debat pilpres terus menggema. Terakhir, mengangkat tema tentang pertahanan. Gemanya masih menggaung hingga kini.
Tentunya dalam debat tersebut para kandidat pemimpin bangsa kita diharapkan dapat memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai isi kepala para calon yang sifatnya substansial, bukan cerdas cermat dan bukan pertanyaan atau jawaban hafalan yang bisa ditemukan di mesin pencari Google.
Isu krusial menanti debat capres dan cawapres yang diselenggarakan KPU berikutnya. Tema sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa, kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan lain lainnya membutuhkan gagasan brilian capres-cawapres.
Potensi Laut
Akan tetapi, yang tak kalah pentingnya dan menjadi sorotan masyarakat adalah terkait pembangunan geoekonomi Indonesia yang berbasis negara kepulauan dan maritim yang bahkan begitu urgennya isu kemaritiman tersebut harapan kita menjadi tema tersendiri dalam debat calon presiden.
Sejak negeri Indonesia berdiri, kita bersepakat bahwa kita adalah bangsa bahari yang dikelilingi lautan dengan garis pantai terpanjang, jumlah pulau terbanyak serta laut yang luas. Karena itu, pola pembangunan sudah sepatutnya yang berorietasi kepada kemaritiman sebagai pijakan pembangunan yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.
Lautan berperan penting dalam berbagai hal kehidupan umat manusia. Lautan berperan dalam mengendalikan dinamika iklim global, menyediakan makan untuk lebih dari 3 miliar orang, dan menyerap 30 persen karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer. Indonesia memiliki banyak wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil yang luas dan bermakna strategis sebagai pilar pembangunan ekonomi nasional yang belum termanfaatkan secara optimal.