Septiani, seorang relawan baru angkatan ke-31, merasa sangat bahagia dan bangga menjadi bagian dari komunitas ini. Baginya, Rumah Berbagi Asa adalah tempat di mana anak-anak yang kekurangan pendidikan bisa mendapatkan akses pendidikan yang layak. Sebagai seorang relawan, Septiani menyadari bahwa banyak anak yang berbakat di luar sana terbatas oleh kurangnya tenaga pengajar. Oleh karena itu, peran relawan sangatlah penting.
“Pengalaman mengajar dan bertemu dengan anak-anak yang semangat belajarnya sangat besar adalah kenangan terindah bagiku,” ujarnya.
Selain tugas mengajar, saya juga belajar banyak dari rekan-rekan guru lainnya. Relawan bukan hanya tentang memberikan pelajaran, tetapi juga tentang mendidik dan memberikan dukungan. Kerja sama dalam tim dan ikatan kekeluargaan yang erat sangat berarti bagi kami. Saya berharap apa yang kami ajarkan dapat diingat dan diwujudkan oleh anak-anak ini di masa depan.
“Komunikasi juga merupakan kunci untuk membangun tim yang solid dan menyampaikan materi dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa. Harapan terbesar saya adalah semakin banyak komunitas yang bergiat di bidang ini, dan mari kita bersama-sama membangun generasi emas,” ujar Septiani.
Rumah Berbagi Asa membuktikan bahwa menjadi seorang relawan adalah bentuk pengabdian yang tak ternilai harganya, bukan karena tak berarti, melainkan karena tak ternilai. (kia/*)