English English Indonesian Indonesian
oleh

Lilin Hingga Pelita dari Minyak Tanah Bantu Anak-anak Pulau Kerja PR di Malam Hari

“Kasian anak-anak susah melihat untuk belajar kerja tugasnya kalau malam hari. Karena yang ada lilin seadanya saja. Ini sudah berlangsung setahun, kalau lilin habis anak saya tidak bisa lagi kerja PR padahal besoknya di sekolah PR itu dikumpul,” katanya.

Ia berharap, penerangan segera hadir di pulaunya untuk membantu anak-anak agar dapat belajar dan mengerjakan tugasnya di malam hari tanpa harus lagi membeli lilin atau minyak tanah. Dikatakan juga bahwa di pulau ini memang belum dilengkapi dengan PLTS, ia berharap PLTS segara hadir agar lebih ramah lingkungan dan hemat biaya.

“Harapan kita memang PLTS. Karena lebih hemat biaya juga. Lebih aman karena tidak pakai minyak tanah dan lilin. Sehingga murni aliran listrik dari PLTS yang tersambung ke rumah-rumah kita,” harapnya.

Katanya, ini sudah berlangsung setahun terakhir, belum ada mesin pengganti dari Pemerintah Desa setempat untuk menerangi permukiman warga di malam hari.

“Sudah sekitar setahun. Sudah dua bulan ramadan juga kondisinya seperti ini. Kami meminta bantuan agar pemerintah desa segera memberi solusi karena kasihan masyarakat kegelapan terus kalau malam hari,” ucapnya.

Sebelumnya, dengan mesin diesel yang disediakan pemerintah setempat, warga harus membayar biaya bahan bakar genset tersebut senilai Rp15 ribu untuk dua hari.

“Memang dibayar tetapi karena mesinnya saja yang diadakan. Tetapi ini sudah sangat membantu warga untuk penerangan,” sambungnya.

Terpisah, Kepala Desa Mattiro Dolangeng, Kahar saat dikonfirmasi membenarkan kondisi tersebut. Ia mengatakan bahwa sejak 2018 pihaknya memperadakan mesin diesel untuk membantu penerangan masyarakatnya.

News Feed