English English Indonesian Indonesian
oleh

MIWF Hidupkan Denyut Literasi

FAJAR, MAKASSAR-Berbagai upaya terus dilakukan oleh para penggiat literasi dalam rangka menghidupkan denyut literasi, hal ini termasuk dalam festival Literasi yang digelar oleh Makassar Internasional Writers Festival (MIWF) selama empat hari pada 8-11 Juni di Fort Rotterdam.

Ada banyak event literasi dalam MIWF, mulai dari workshop, pameran, diskusi terkait penerbit, pembaca, pojok komunitas literasi, diskusi buku, pembacaan puisi, dan sederet kegiatan literasi lainnya.

Di hari pertama, ada beberapa kegiatan yang diadakan seperti Workshop Sastra Anak yang dibawakan Reda Gaudiamo. Bacaan anak sangat penting untuk menumbuhkan ide dan imajinasi sejak anak-anak. Menurutnya lagi, tidak mudah membuat sastra anak seperti sastra pada umumnya. Karena ketika membuat sastra anak harus hati-hati, tidak mengandung pornografi dan yang dapat menjerumuskan anak ke hal negatif.

Sebaliknya, sastra anak harus sebagai sumbu, yang menyalakan ide dan imajinasi anak. Hanya saja, kata dia, sulit menemukan sastra anak yang memang bagus. “Geliat sastra anak tidak begitu tampak. Di toko buku memang buku anak tampak baik-baik saja, tapi kalau mendekat sangat sedikit sastra anak. Lebih banyak buku cerita Nusantara anak, agama,” bebernya. Padahal, kata dia cerita-cerita anak sangat bagus.

Begitupula di sekolah, lanjut Reda, hanya menampilkan atau mengajarkan apa yang ada di buku. Yang sangat terbatas. buku sastra anak, ke depannya kata dia harus diperhatikan lagi, terkait leveling, karena buku sastra anak harus dikategorikan berdasarkan umur dan levelnya, tidak seperti buku pada umumnya.

Di tempat yang terpisah, Sastrawan yang juga datang mengisi workshop di MIWF, Henry Manampiring membawakan tema terkait Fiksi dan Fakta. Menurutnya cerita-cerita fiksi yang ada di dalam novel ada yang berangkat dari fakta atau kisah nyata.

“Kejadian yang ada dalam novel adalah fakta yang terjadi di dunia nyata. Seperti beberapa novel menampilkan fakta apa yang terjadi pada orde baru, tahun 98, maupun beberapa momen yang terjadi di dunia fakta,” bebernya.

Dari fakta itu, dengan imajinasi dan kreativitas penulis lalu diubah menjadi sebuah cerita yang menarik dan seru. Menurutnya lagi, bisa juga, berangkat dari keresahan-keresahan penulis sendiri tentang apa yang terjadi dunia nyata yang ingin dituangkan ke dalam cerita.

MIWF sebagai festival literasi internasional menghadirkan penulis ternama seperti Dee Lestari, Joko Pinurbo, Reda Gaudiamo, Theorisia Rumthe, dan masih banyak lagi. Maupun sastrawan dan penulis asal Makassar sebutlah Aan Mansyur, Nurhadi Sirimorok, Faisal Oddang dan masih banyak lagi. (mia/ham)

News Feed