Teori Stoikisme ini tidak didapatkan dalam bangku perkuliahan, tetapi cocok untuk mahasiswa yang sedang mencari jati dirinya agar lebih mampu mengendalikan diri. Stoikisme berasal dari filsuf Yunani bernama Zeno. Disebut Stoikisme karena berasal dari bahasa Yunani, yaitu Stoa atau teras. Teori ini diajarkan di teras-teras sehingga disebut Stoikisme atau stoisisme.
Teori stoikisme bisa ditemukan pada karya Hendry Manampiring dengan judul “Filosofi Teras”, buku karya Marcus Aurelius yang diterjemahkan oleh Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo degan judul “Meditaations”, bisa juga ditemukan pada chanel Youtube Ferry Irwandi.
Stoikisme menerapkan dikotomi kendali yang terdiri atas dua, yaitu hal-hal yang dapat dikendalikan, dan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan. Hal yang dapat dikendalikan oleh diri sendiri berupa pikiran, opini, atau persepsi sendiri, tindakan atau kegiatan sendiri, dan tujuan sendiri. Hal yang tidak dapat dikendalikan oleh diri sendiri berupa tindakan orang lain, perspektif orang lain, kesehatan, kekayaan, cuaca, bencana alam, wabah, dll.
Pola Hidup
Kaitannya dengan mahasiswa, Teori Stoikisme bisa membantu mahasiswa dalam perkuliahan agar lebih terarah dan terkendali. Dikotomi kendali mengajarkan untuk fokus pada hal-hal dalam diri yang tentu sepenuhnya berada dalam kendali sendiri. Dikotomi kendali ini cocok diterapkan oleh mahasiswa ketika perkuliahan besok hari dengan jadwal pagi.
Untuk menghindari keterlambatan, mahasiswa harus mempersiapkan mental terlebih dahulu dan fokus pada hal yang bisa dia kendalikan. Artinya, untuk mengatasi terlambat masuk kuliah, hal-hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Seperti, mengurangi aktivitas malam di kampus.